TRENGGALEK - Jalan poros Desa Ngadirenggo Kecamatan Pogalan mendapat imbas dari pembatasan ketinggian kendaraan yang masuk ke jalan Ngampon - Bendo.
Dengan adanya pembatasan kendaraan tersebut, mengakibatkan jalan poros Desa Ngadirenggo menjadi jalan alternatif kendaraan berat yang biasanya melintas di jalan Ngampon - Bendo.
"Kami, khususnya masyarakat sangat dirugikan karena jalan poros Desa jadi jalur alternatif kendaraan berat," kata Mulyanto Kepala Desa Ngadirenggo, Rabu (27/1/2021).
Lanjut Mulyanto, keluhan tersebut telah disampaikan dari masyarakat kepadanya.
Karena dengan adanya pembatasan kendaraan dengan ketinggian tiga meter yang akan masuk ke jalur Ngampon - Bendo, jalan poros Desa Ngadirenggo mendapat imbas yang buruk.
Dijelaskan Mulyanto bahwa kendaraan berat yang seharusnya melewati jalan Ngampon - Bendo beralih ke jalan poros Desa Ngadirenggo.
"Jadi saat ini banyak kendaraan memiliki tonase berat yang melintas di jalan poros Ngadirenggo," ungkapnya.
Disampaikan Mulyanto, jadi kendaraan berat yang bertonase tinggi masuk ke jalan ngadirenggo. Sehingga terjadi kerusakan parah karena tonase dan struktur jalan di Ngadirenggo tidak sesuai.
Sedangkan jalan yang saat ini telah mengalami kerusakan ada sekitar dua kilometer. Mulai dari dusun wadi kidul, wadi lor dan ngrayung.
"Sebenarnya kami telah lakukan koordinasi kepada pemerintah daerah sejak jalan ngampon Bendo ada pembatasan," ucapnya.
Ditambahkan Mulyanto, koordinasi yang telah dilakukan tidak membuahkan hasil. Karena hingga saat ini tidak ada tindaklanjut.
Pihaknya mewakili harapan masyarakat, ingin menyampaikan agar di tahun ini ada perbaikan jalan di jalur ngadirenggo yang menjadi alternatif tersebut.
"Karena warga kami merupakan banyak yang berprofesi pedagang maka ini menjadi jalan perekonomian," tuturnya.
Masih menurut Mulyanto, selain jalan yang terdampak, drainase yang ada di pinggir jalan sudah ambrol.
Karena setiap jembatan di Bendo ada perbaikan dan ditutup, jalan poros Ngadirenggo selalu menjadi jalan alternatif.
Karena untuk mautan jalan poros Ngadirenggo hanya memiliki tonase sekitar 5 ton maksimal. Namun saat ini kendaraan yang melintas hingga lebih 15 ton.
Seperti truk muatan pasir, trus gandeng bermuatan semen dan truk berkapasitas berat lainnya.
"Ini harus ditindaklanjuti, karena kesabaran warga kami sudah habis," tegasnya.
Menurut Mulyanto, warga kemarin sempat akan menutup jalan bahkan akan ditanami pohon pisang. Namun pihaknya meminta untuk tidak dilakukan.
Hal itu dikarenakan Pemerintah Desa sudah sempat melakukan pengajuan perbaikan pasca banjir 2018, bahkan di tahun 2019 juga telah diajukan, namun hingga saat ini tidak ada kelanjutannya.
"Tak hanya itu, seingat saya jalan Ngampon - Bendo telah diperbaiki dua kali, namun jalan poros Ngadirenggo belum pernah sama sekali," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Rudi Yuni |
Editor | : |
Komentar & Reaksi