SUARA INDONESIA

Lapar dan Diperlakukan Kasar, PRT di Probolinggo Kabur Lewat Atap Lantai 2 Rumah Majikan

Lutfi Hidayat - 16 February 2021 | 20:02 - Dibaca 5.99k kali

PROBOLINGGO - Seorang pembantu rumah tangga di Kota Probolinggo, Pariyem (44) nekat kabur dari rumah majikannya, dengan cara turun dari atap lantai 2 rumah di Kelurahan Tisnonegaran.

Aksi nekat Pariyem sempat dipergoki warga yang disangka hendak mencuri, namun setelah dijelaskan bahwa ia kabur dari rumah majikannya itu karena tidak betah bekerja lagi.

Pariyem mengaku kabur dari rumah majikannya karena kelaparan, ia pun sempat mengais sisa makanan di tempat sampah.

"Perut lapar jadinya saya mencari makan keluar dari rumah majikan lewat atap rumah di lantai dua," paparnya, Selasa (16/02/2021).

Sejak tahun 2014 lalu Pariyem telah bekerja di rumah majikannya itu. Selama bekerja ia mengaku sering mendapat perlakuan kasar.

"Saya sering dipukul kalau pekerjaan saya tidak cocok," katanya.

Kejadian kaburnya pembantu rumah tangga melalui atap rumah lantai 2 itu, terjadi pada pukul 02.00 WIB dinihari.

"Semua pintu rumah terkunci, jadi saya kabur karena ingin dapat makanan," imbuh Pariyem.

Tak sendiri, Pariyem bekerja di rumah majikannya bersama seorang putrinya yang berusia 9 tahun berinisial P. "Sejak suami meninggal saya bekerja dengan majikan saya," ujarnya.

Selama bekerja itu, Pariyem tak pernah menerima upah, hanya sekali saja menerima uang sebesar Rp. 500 ribu rupiah saat lebaran saja.

"Setiap bulan seharusnya saya dapat upah 300 ribu rupiah, tapi tak pernah diberikan," jelasnya.

Sementara pihak majikannya saat dikonfirmasi mengatakan jika apa yang dikatakan pembantunya itu tidak semuanya benar.

"Di rumah sudah lengkap makanan, kue maupun buah-buahan," ungkap Usman, majikan Pariyem.

Untuk upah Pariyem, Usman menyebut sebagian telah diberikan selama beberapa tahun bekerja.

"Selama bekerja gajinya sengaja tidak diserahkan langsung, saya tabungkan dan sudah diterimanya," jelasnya.

Atas kejadian itu, pihak majikan Pariyem telah meminta maaf. "Masalah ini hanya salah paham, sudah clear dan tidak ada tuntutan apa pun. Karena semua hak Pariyem sudah diberikan oleh keluarga kami," ujar Usman.

Plt. Kapolsek Mayangan, AKP. Suharsono saat dikonfirmasi mengatakan tidak ada persoalan lagi karena kedua belah pihak telah menyatakan damai tanpa upaya hukum lebih lanjut.

"Kedua belah pihak telah sama-sama menyadari dan diketahui beberapa saksi," ungkapnya.

Pasca kejadian itu, Pariyem tidak lagi bekerja di rumah majikannya itu dan memilih tinggal bersama anak tirinya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lutfi Hidayat
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV