SUARA INDONESIA

Musibah Banjir Disetiap Daerah, Anggota Komisi IV DPRD Jabar, Hasan Basari: Pemprov Jabar Perlu Siapkan Langkah Antisipasi

Satria Galih Saputra - 09 February 2021 | 14:02 - Dibaca 2.80k kali
Peristiwa Daerah Musibah Banjir Disetiap Daerah, Anggota Komisi IV DPRD Jabar, Hasan Basari:  Pemprov Jabar Perlu Siapkan Langkah Antisipasi
Anggota Komisi IV DPRD Jabar, Hasan Basari Saat Kunjungan KE Dapil Wilayah Indramayu

BANDUNG,  Musibah banjir yang terjadi di Indramayu, memang betul penyebabnya karena tingginya curah hujan yang terjadi akhir-akhir ini di wialyah Jawa Barat.Namun sebetulnya, kejadian yang terus berulang seharusnya menjadi pelajaran dalam upaya mengantisipisi untuk meminimalisir terjadinya musibah yang menelan korban masyarakat.


Tentunya hal ini menurut H. Kasan Basari yang juga merupakan Anggota Komisi 4 DPRD Jabar, menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Baik Kabupaten maupun Provinsi dan Pusat.

Saat ini berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, banjir menggenang 8 kecamatan tersebut sejumlah 4.400 jiwa telah mengungsi.
Delapan kecamatan Indramayu terdampak banjir tersebut yakni Hargeulis, Kroya, Terisi, Kandanghaur, Lelea, Cikedung, Gantar dan Bangodua.

Dari 8 kecamatan tersebut ada 15 desa yang terendam. Lima belas desa tersebut yaitu Haurgeulis, Cipancuh, Kertanegara, Haurkolot, Sukajadi, Karangtumaritis, Baleraja, Babakan Jaya, Loyang, Cikawung, Karanganyar, Eretan, Eretan Wetan, Mulyasari, Wanasari dan Tugu.“Semua ini merupakan tanggung jawab pemerintah, dalam mengatasi masalah-masalah banjir yang diakibatkan tingginya curah hujan. Dan mungkin kelalaian lainnya,” jelasnya

Menurut H. Kasan Basari, tingginya curah hujan tidak bisa disalahkan. Namun upaya meminimalisir musibah, dengan kondisi daerah aliran sungai (DAS) yang tidak seimbang, sepertinya tidak pernah diperhitungkan.
“Selain lebar sungai yang kurang memadai, juga di tambah sendimen lumpur yang tidak pernah dilakukan normalisasi. Kemudian tanggul di sepanjang aliran sungai, juga kurang tinggi,” jelasnya.

Untuk itu H. Kasan Basari berharap agar pemerintah di semua tingkatan, mau melihat dan mendengar apa yang menjadi permasalahan dan penyebab musibah yang menimpa di tengah-tengah masyarakat.
“Harus segera di lakukan tindakan, jangan sampai terulang kembali,” tandasnya.

Diakui H. Kasan Basari, kondisi kali Cimanuk yang berada persis di depan rumahnya, saat kejadian banjir Indramayu Senin (8/2/2021) yang lalu, dalam kondisi mengkhawatirkan. Sehingga perlu ada perhatian khusus dari PemProv Jabar.
Dalam upaya mengantisipasi kejadian yang serupa, Pemerintah harus berkaca dari kejadian banjir Indramayu, maupun kejadian bencana-bencana lain di sejumlah daerah.“Jangan karena sungai Cimanuk bukan kewenangannya, lalu lepas dan diam. Ini wilayah Jawa Barat,  kalau sudah kejadian baru reaksi? Kaya kebakaran jenggot,” ujarnya.

Banyak titik kebanjiran, kali Cipunegara sama meluap membanjiri daerah Kec. Haurgelis, waduk Cipancuh meluber tidak dapat menampung air. Hal ini dikarenakan sendimen tanah, pendangkalan terlalu tinggi. Sehingga perlu ada pengerukan.
Kali Cimanuk yang mengalir ke arah  Indramayu meluap. Selain itu, pesisir Pantura air laut rob. Sehingga menggenangi rumah-rumah pemukiman di sepanjang jalur bibir pantai.

“Untuk mengantisipasi itu, sudah sering kita omongkan di forum resmi rapat-rapat komisi, maupun konsul ke Jakarta Ditjen SDA Kementerian PUPR,” pungkasnya.




» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Satria Galih Saputra
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV