PROBOLINGGO - Banjir yang merendam Desa Dringu dan Kedungdalem, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo berulang kali terjadi.
Lebih dari 6 ribu warga terdampak kerugian materi, waktu istirahat hingga ekonomi tersendat karena aktivitas warga tak lagi normal.
Ditemui saat banjir kali keempat terjadi, Jamilah warga Desa Kedungdalem menceritakan apa yang dihadapinya saat rumahnya kini jadi langganan banjir.
Jamilah bersama suaminya harus berjaga hingga 9 jam untuk menjaga tanggul penangkis banjir yang mereka pasang di depan rumah.
Jamilah menjaga tanggul pintu depan, sedangkan suaminya menjaga pintu belakang di bagian dapur.
"Banjir kemarin itu (Senin malam 08/03/2021-red) saya jaga tanggul dari pukul 5 sore sampai 2 dinihari. Saya jaga di depan, suami jaga di pintu dapur," ungkapnya sambil menambal sela-sela tanggul pintu rumah dengan tanah lempung, Rabu (10/03/2021).
Tak hanya sampai di situ, Jamilah mengatakan saat banjir mulai surut warga korban banjir harus membersihkan lumpur sisa material banjir.
"Dibersihkan datang lagi. Tapi kalau gak dibersihkan nanti nimbun lumpur, airnya bisa masuk semua ke dalam rumah," imbuhnya.
Jamilah dan warga terdampak banjir lainnya meminta pemerintah segera memperbaiki tanggul pembatas air sungai yang jebol, agar permukiman mereka dapat terbebas dari banjir serta aktivitas dan perekenomian kembali normal.
"Katanya kan tanggul-tanggulnya jebol, ya diperbaiki lah. Terus kan di sini perekonomiannya juga macet, ya minta segalanya lah. Pemerintah lebih tau apa yang kami inginkan," tutup Jamilah.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Lutfi Hidayat |
| Editor | : |
Komentar & Reaksi