Pertemuan ini langsung dipimpin oleh Bupati Keerom Piter Gusbager dan Wakil Bupati Wahfir Kosasih dengan tujuan untuk mencari solusi terhadap penanganan banjir yang akhir-akhir ini melanda hamper sebagian wilayah Kabupaten Keerom.
Dalam pertemuan tersebut juga turut dilibatkan Universitas Papua dengan memamaprkan hasil kajian singkta terkait dampak dan penyebab dari banjir yang melanda keerom selama ini.
Dalam kesempatanya Buapti Piter Gusbager menyampaikan bahwa, Pemkab Keerom akan terus berupaya untuk mencarikan solusi atas bencana alam yang menimpa daerah dan warganya.
“Hari ini kami duduk bersama dengan sejumlah OPD teknis terkait masalah banjir ini, dan ada beberapa poin penting yang perlu kita kerjakan bersama supaya persolan banjir ini tidak berlarut-larut,” ujar Piter Gusbager usai pertemuan.
Dirinya mengakui bahwa ada beberapa faktor penyab terjadinya banjir di keerom, namun penyebab utamanya adalah intensitas atau curah hujan yang tinghi atau tidak seperti biasannya melanda sejumlah wilayah di pasifik termasuk Indonesia khusunya juga Keerom.
Sebagai kesimpulan dalam pertemuan tersebut kata Bupati Keerom itu, Pemkab keerom bersama OPD terkait akan segera memperbaiki kurang lebih tiga titik utama disejumlah sungai di keerom.
“Kita akan segera melakukan perbaikan tanggul di Arso 7, kemudian akan dilakukan langkah mitigasi untuk pembuatan tanggul sementara di daerah Swakarsa dengan pendekatan tehnik. Selain itu juga akan dibagun di Arso Kota tepatnya belakang telaga lama yang merupakan bekas aliran sungai tami,” bebernya.
Dirinya berharap BWS Papua dan BPBD Provinsi Papua bersama dengan sejumlah OPD terkait saling bergandengan tangan untuk segera menyelesaikan tiga titk ini demi masyarakat Keerom yang selama ini dilanda banjir.
“Saat ini kita dalam status perbaikan pasca bencana. Karena ini merupakan ketiga kalinya kita kena bencana banjir ini sejak status tanggap darurat bulan Februari lalu,” tuturnya.
Sementara itu Kepala BWS Papua, Nimbrot Rumaropen menjelaskan bahwa sesuai hasli pertemuan kali ini tentu BWS dalamwaktu dekat ini akan segera melakukan eksen di lapangan.
“Sesuai arahan Bupati Keerom dan hasil pertemuan kali ini tentu kita akan segera melakukan perbaikan dan mudah-mudahan cuaca didua hari kedepan baik supaya alat berat kami bisa masuk dan memulai pekerjaan,” ungkapnya.
Sedangkan untuk pekerjaan sekala besar baik itu pekerjaan kolam retensi dan kanalisasi lanjut Nimbrot Rumaropen, akan ditindak lanjuti pada tahun anggaran 2022.
“Muda-mudahan dengan kegiatan penanganan yang akan kita lakukan beberapa hari kedepan bisa mengurangi dampak banjir di keerom ini,” paparnya.
Sementara itu Kabid Rehablitasi Rekontruksi dan Sarpas BPBD Provinsi Papua, Martinus Rumbino mengakui akan komitmen untuk membantu BPBD Keerom dalam penempatan status bencana sehinga status darurat ke status transis itu jelas. Karena dari status ini aka ada regulasi baik dari pemkab Keerom, provinsi bahakan kementrian lembaga yang nanati akan membatu penanganan bajir di keerom ini.
“Kami akan menindaklanjuti transis pemulihan, artinya tindak lanjut yang lebih pasti dan tentunya kami akan mengindentifikasi semua asset-aset yang rusak,” jelas Martinus Rumbino yang hadir memwakili Kepala BPBD Provinsi Papua.
Lanjut Martinus Rumbino, BPBD juga akan berkolaborasi dengan kajian dalam penanganan banjir ini, sehingga apa yang diberikan baik pemerintah Provinsi maupun pusat terkesan tidak mubajir dalam hal ini tepat pada pemanfaatannya atau kebutuhan didaerah ini.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Mustakim Ali |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi