TUBAN - Semenjak terjadi longsor pada bagian sayap sisi utara jembatan Simo-Glendeng, Desa Simo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, pada November 2020, akses dari Tuban menuju Bojonegoro dan sebaliknya untuk roda tiga dan roda empat dialihkan ke arah Ponco-Parengan-Jembatan Kali Kethek.
Sementara untuk untuk pengendara roda dua dan pejalan kaki masih bisa melalui dengan jembatan darurat yang dibangun di sisi utara.
Namun, pada momen Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah kali ini, mobilitas masyarakat dari Tuban maupun Bojonegoro membludak. Jembatan darurat yang sempit membuat pengendara harus bergantian untuk melintas. Akibatnya kemacetan pun tak terelakan, hingga menjadikan penumpukan kendaraan dibadan jembatan yang setiap saat bisa membahayakan para pegendara.
Pantauan suaraindonesia.co.id dilokasi, petugas kepolisian menutup akses jembatan darurat tersebut untuk sementara dengan menggunakan pembatas dari besi.
"Langkah penutupan jembatan tadi pagi adalah situasional, bersifat sementara dan diskresi petugas yang berada di lapangan. Karena penumpukan antrian dan kepadatan arus lalu lintas yang dipandang bisa membahayakan pengguna jembatan," jelas Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Tuban, Gunadi saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Jumat, (14/05/2021).
Artinya bukan dibuka kembali, lanjut dia, karena penutupan tadi merupakan situasional, sementara, dan diskresi petugas. Sehingga jika dirasa situasi sudah normal langsung bisa dibuka kembali.
"Untuk selanjutnya tentu akan dikaji bersama, dengan mempertimbangkan kondisi jembatan berdasarkan kajian teknis dari instansi yang berkompeten," pungkasnya.
Sekadar diketahui bahwa kemacetan dan penumpukan kendaraan di jembatan Simo-Glendeng terjadi pada pukul 09.00 WIB dan petugas menutup akses sementara sekira pukul 11.40 WIB. (Irq/Nang).
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : M. Efendi |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi