SUARA INDONESIA

Mugianto: Warga Trengggalek Tidak Terpaku Gratisnya Pendidikan, Output Jadi Acuan

Rudi Yuni - 04 June 2021 | 10:06 - Dibaca 1.01k kali
Peristiwa Daerah Mugianto: Warga Trengggalek Tidak Terpaku Gratisnya Pendidikan, Output Jadi Acuan
Komisi IV saat rapat bersama Disdikpora

TRENGGALEK - Sejak beberapa tahun terakhir minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah negeri mulai menurun. Hal itu diketahui dari menurunnya jumlah siswa yang mendaftar pada SD dan SMP negeri di Trenggalek.

Tidak hanya itu, beberapa sekolah negeri juga telah mengalami dan proses penggabungan atau regrouping. Menanggapi hal itu Komisi IV DPRD Trenggalek meminta Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga untuk melakukan evaluasi dalam proses pembinaan.

"Kami rasa itu sangat wajar, karena masyarakat mempunyai pemikiran untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah yang menurut mereka dapat di percaya," kata Mugianto Ketua Komisi IV DPRD Trenggalek usai rapat bersama Disdikpora, Jum'at (4/6/2021).

Lanjut Mugianto, dari hasil evaluasi Komisi IV bersama Dinas bahwa masyarakat saat ini kebanyakan menyekolahkan anaknya di beberapa sekolah swasta. Sehingga sekolah negeri banyak mengalami kekurangan siswa.

Alhasil dengan beberapa pertimbangan hasil evaluasi, Komisi IV memberikan saran agar Dinas terkait memaksimalkan monitoring dan pembinaan terhadap guru serta lembaga pendidikan. 

"Untuk menyikapi ini, kepala sekolah dan guru harus melakukan terobosan serta inovasi agar sekolah negeri dapat kembali dipercaya oleh masyarakat," pinta Mugianto. 

Diakui Mugianto untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anak mereka pastilah masyarakat akan memilih lembaga pendidikan yang telah memiliki output dengan pasti. Misal tentang bagaimana prestasi siswa di lembaga pendidikan tersebut dan bagaimana hasil output nilai atau bahkan inovasi yang di terapkan.

Jadi pengawasan untuk Dinas dalam hal pendidikan ini sangat faktor banyak, mulai prosesnya, bagaimana hasil output baik atau tidaknya bahkan juga terkait hasil nilainya. Keberadaan sarana dan prasarana yang kurang dan inovasi yang juga kurang akan mendapat penilaian sendiri oleh masyarakat.

"Masyarakat sudah bisa menilai, lembaga mana yang bisa diharapkan dan menjamin pendidikan anak mereka. Artinya saat ini masyarakat tidak melihat gratisnya pendidikan, namun melihat kualitas dan output suatu lembaga pendidikan," tutur Mugianto.

Masih menurut Mugianto, saat ini masyarakat tidak terpaku pada gratisnya pendidikan, namun mereka melihat bagaimana jaminan pendidikan untuk anak mereka. 

Maka dari itu jika para guru dan kepala sekolah di negeri dapat meraih hati masyarakat agar memperoleh tempat di hati masyarakat maka haruslah berinovasi dan melakukan terobosan sebagai output.

Semua tinggal bagaimana Dinas terkait melakukan peningkatan dan mutu pendidikan di sekolah negeri yang dibinanya. Jika ini terus terjadi maka bisa saja lambat lain banyak sekolah yang akan dilakukan regrouping karena kekurangan siswa.

"Memang saat ini masyarakat lebih percaya kepada lembaga sekolah swasta yang lebih memiliki output meskipun harus membayar, daripada pendidikan gratis tapi outputnya masih diragukan," pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Rudi Yuni
Editor : Nanang Habibi

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya