SUARA INDONESIA

Ketua PGRI Jember Jawab Kebingungan Guru Selama PPKM

Imam Hairon - 13 July 2021 | 17:07 - Dibaca 3.62k kali
Peristiwa Daerah Ketua PGRI Jember Jawab Kebingungan Guru Selama PPKM
Gambar Ilustrasi

JEMBER - Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Jember, Supriyono mengaku setuju dengan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan edaran bupati.

Adapun isinya, menurut Supriyono, guru diatur Work From Home ( berkerja dari rumah) 50 persen.

"Jadi kita ikuti aturan yang baik dari pemerintah dan pemerintah daerah," paparnya, lewat pesan singkat, Selasa (13/07/2021).

Supriyono menambahkan, bahwa PGRI sebagai bagian komunitas warga Jember, wajib mengikuti aturan pemerintah daerah.

"Sekolah punya program, punya tujuan. Untuk itu, tidak boleh sekolah mandek tidak ada aktivitas untuk proses pencapaian tujuan," paparnya.

"Jadi, bekerja dengan WFH 50 persen sudah bijak bapak bupati," tegasnya.

Lebih jauh Supriyono menjabarkan adapun tugas dari seorang guru adalah mendidik, mengajar, melatih, membimbing, mengevaluasi dan mengarahkan.

"Guru bertugas merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Jadi tugas-tugas itu wajib dilaksanakan," pungkasnya.


Tidak Sependapat dengan Ketua PGRI Jember, Aktivis Pendidikan Angkat Bicara

Sementara ditempat terpisah, Ketua Aktivis PGRI Jawa Timur Ilham Wahyudi tidak sepakat dengan penerapan WFH 50 persen selama PPKM.

Kata dia, Aktivis Pendidikan tetap akan menolak dan meminta PTT, GTT, ASN P3K untuk tidak datang ke sekolah selama penerapan PPKM.

"Kami ini punya aturan hukum yaitu Peraturan Presiden (Perpres) No 12 Tahun 2020. Kedua, Instruksi Mendagri No 15 Tahun 2021. Ketiga, Surat edaran Menpan RB dan Perbup Bupati. Jadi aturan yang dibuat di bawah berdasarkan yang di atas," paparnya.

Menurutnya, lembaga pendidikan atau sekolah menurut aturan adalah masuk dalam kategori non esensial.

"Dimana di dalamnya itu telah dijelaskan bahwa non esensial termasuk sekolah diberlakukan WFH 100 persen," bebernya.

Masih menurut Ilham, " Jadi oleh karena itu, Aktivis Pendidikan tetap tegas, jangan ada yang ke sekolah dalam kepentingan apapun (selama PPKM) kalau bisa dilaksanakan secera online, mengapa harus ofline," tegas Ilham.

Kendati begitu, Ilham mengaku tetap sepakat, bahwa tujuan pendidikan itu adalah penting.

"Tetapi jiwa dan keselamatan, jauh lebih penting dan menjadi prioritas utama," pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Imam Hairon
Editor : Nanang Habibi

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya