SUARA INDONESIA

Cerita Ayah di Banyuwangi Ikhlaskan Kedua Anaknya Pergi ke Sekolah Sebrangi Sungai

Muhammad Nurul Yaqin - 24 August 2021 | 19:08 - Dibaca 2.86k kali
Peristiwa Daerah Cerita Ayah di Banyuwangi Ikhlaskan Kedua Anaknya Pergi ke Sekolah Sebrangi Sungai
Sugihartono (13) dan Nurhalimah (8) berangkat ke sekolah menyebrangi sungai, Selasa (24/8/2021). (Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

BANYUWANGI- Keresahan menghantui Baijuri (54), warga Dusun Sempu, Desa Gombolirang, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi. 

Pasalnya, setiap hari melihat kedua anaknya Sugihartono (13) dan Nurhalimah (8) yang masih kelas 6 SD dan 3 SD, menyeberangi sungai dan melewati lahan terjal untuk menuju ke sekolah.

Kedua anaknya ini sekolah di Madrasah Ibtidaiah (MI), di Dusun Sumberan, Desa Macanputih, kecamatan setempat. Sekolah tersebut berada di seberang sungai dari rumah mereka.

Baijuri bercerita jika dirinya terpaksa melepas kedua anaknya pergi ke sekolah, dikarenakan kesibukan kerjanya di waktu pagi.

Dulunya dia tidak merasa khawatir, sebab masih ada kedua kakaknya yang juga sekolah disana. Sehingga masih berempat berbarengan pergi ke sekolah di seberang sungai itu.

"Kan ada kakaknya dua yang sekolah disana juga. Seumpama tidak bisa nyeberang kakaknya yang gendong. Tapi sekarang kedua kakaknya sudah lulus, tinggal yang kecil-kecil ini, saya mikir gimana gitu," ucap Baijuri kepada suaraindonesia.co.id, Selasa (24/8/2021).

Bahkan dia berencana mau bikin jembatan bambu, penghubung menuju ke sekolah anak-anaknya, namun belum terealisasi. "Rencana mau bikin jembatan bambu, tetapi kalau ada air besar, tidak bertahan lama," ucapnya.

Baijuri menyebut, dengan melihat jalur menuju ke sekolah anaknya, tadinya dia berpikir ingin menyekolahkan di sekolah dasar terdekat. Namun lagi-lagi terkendala biaya.

"Tetapi saya sendiri tidak mampu karena anak empat. Jadi terpaksa disekolahkan di MI," ungkapnya.

Dia menambahkan, kendala juga dirasakan saat terjadi hujan yang menyebabkan debit air meningkat. Sehingga tidak dapat dilewati.

"Dengan terpaksa anak-anak izin tidak bisa masuk sekolah. Mau ngantar jaraknya jauh harus muter sekitar 6 kilo. Terkadang sepeda motor dipakai untuk kerja," keluhnya.

Dia berharap kepada pemerintah supaya dibangunkan jembatan. Selain bermanfaat untuk anak sekolah yang ingin bersekolah di MI juga akses ke pasar dengan jalab kaki lebih cepat.

"Kalau seumpama ada jembatan lebih enak, itu aja harapannya," tutupnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Nanang Habibi

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya