MULIA - Jelang 4 tahun kepemimpinannya, Bupati Dr.Yuni Wonda fokus pada agenda peningkatan infrastruktur. Dirinya berharap infrastruktur ini sebagai jawaban atas keterisolasian antar distrik ke kampung di Kabupaten Puncak Jaya.
Pada hari Sabtu (28/08/2021) Bupati Yuni Wonda didampingi Ketua KPUD Darinus Wonda, Kabid Binamarga Aris Rompon, ST bersama Kabag BPBJ Botten Tandipada, ST serta para kontraktor meninjau secara langsung pembukaan jalan baru yang berlokasi di kampung Wundu - Purbalo. Hadir pula para Kepala Distrik bersama kepala kampung serta para gembala Setempat.
Dalam kunjungannya Bupati Yuni menjelaskan bahwa pembukaan jalan di Purbalo merupakan bentuk lanjutan dari program pembukaan jalan oleh pemerintah sebelumnya. Hal itu merupakan komitmennya sebagai Kepala Daerah sekaligus janji anak daerah.
Kata Alumni Angkatan X Lemhanas RI itu, luas dan beratnya medan topografi memaksa pembangunan jalan terpaksa dilakukan bertahap.Tepat di kaki gunung Purbalo Bupati menjumpai masyarakat dan tokoh adat serta Tokoh agama sambil bercengkrama menikmati keindahan alam yang masih alami.
"Untuk menjawab usulan masyarakat, Pemda telah menganggarkan dana untuk tahun 2021 untuk pembangunan jalan yang telah di rencanakan sepanjang 1,8 KM," bebernya.
Dirinya juga mengakui bahwa proyek tersebut sangat dibutuhkan karena dirinya adalah pelaku yang mengalami dan pernah merasakan susahnya berjalan sambil memikul dari kampung ke distrik kota.
"Ini merupakan program pemerintah yang sangat prioritas. Karena jalan ini merupakan akses transportasi utama menuju kota Mulia untuk memudahkan masyarakat dalam memasarkan hasil bumi mereka sebaliknya barang pokok juga bisa masuk ke distrik dan kampung bersama dengan pelayanan publik," jelasnya.
Terkait pelayanan, Bupati serius akan terus memprioritaskan pelayanan kepada masyarakat dengan membenahi akses dan mempersiapkan tenaga dan jajaran ASN-nya untuk siap terjun ke distrik-distrik.
Bupati menyampaikan bahwa saat ini sudah 7 km capaian ruas jalan dari Kota Mulia sampai ke jembatan darurat kampung Purbalo. Kendati demikian pihaknya menyebutkan masih menjumpai kendala untuk mencapai ke kampung Wundu harus melewati kali Yamo besar. Kali Yamo sendiri merupakan urat nadi kesuburan lembah Yamo sampai ke Muara mamberamo.
Bupati juga menjanjikan pembangunan jembatan permanen tahun depan agar dapat dilalui kendaraan bermuatan berat.
Bupati menyadari bahwa pembangunan bukan hanya soal jalan, tetapi membutuhkan pengawasan dan penjagaan eksternal untuk mengawal proses itu sampai tuntas. Bahkan sampai selesai hasil pembangunan itu tetap harus dijaga dari kerusakan dan resiko pemalangan.
Salah seorang tokoh adat kampung setempat mengakui siap "pasang badan" untuk menjaga alat dan pekerja jika sewaktu-waktu ada pihak atau kelompok tertentu yang ingin mengganggu.
Dirinya meminta agar masyarakat juga bisa menjaga alat dan pekerja yang bertugas.
"Jika saya dengar sampai alat ada yang dirusak dengan sengaja maka pembangunan akan dihentikan. Tapi kalau masyarakat terus mendukung pembangunan, pemda akan terus meningkatkan program ini," tegasnya.
Soal keamanan pihaknya mengakui patut mengucap syukur bahwa Puncak Jaya telah aman selama 3 Tahun lamanya.
Bupati mengungkapkan kelompok masyarakat yang biasa mengganggu tidak akan bisa jika disentuh dengan pendekatan "kenyamanan" bukan pendekatan "keamanan".
Hal itu diungkapkan bahwa selain infrastruktur juga, Bupati melibatkan masyarakat dalam pembangunan dengan mengikutsertakan mereka dalam Ormas dan Organisasi binaan Pemda yakni seperti Satgas Amanah, LMA, Pepera, Kepala Dusun, Pemuda Pancasila, FPPJ, Forum peduli perempuan dan sebagainya.
Menyoroti soal aktivitas keamanan yang cukup menonjol didaerahnya berapa bulan lalu, Bupati menghormati langkah dan mengakui bahwa hal itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab dari Komando atas adalah hal yang mutlak harus dilakukan.
Akan tetapi jika dilakukan secara represif menurutnya bukan menjadi jalan keluar masalah akan tetapi akan menambah masalah baru.
"Sampai kapan pun jika kekerasan dan penindakan masih terus dilakukan maka darah, luka, duka yang membekas akan jadi trauma bahkan balas dendam akan terus menerus terjadi disini, ditanah ini. Baik itu dendam dari mereka kepada institusi, maupun sebaliknya dendam institusi kepada kelompok. Jika memang ada pelanggaran maka harus dihukum sesuai UU dan hukum berlaku bukan dengan hukum rimba." Jelas Bupati Yuni.
"Makanya saya terus melakukan koordinasi dan Komunikasi dengan aparat keamanan agar pendekatan harus lebih manusiawi dan humanis dengan pembangunan dan melibatkan mereka dalam pembangunan itu sendiri," lanjut Yuni Wonda.
Menurutnya dengan lahirnya Otsus Papua jilid II juga harus memperbaiki sudut pandang dan cara pandang aparat dan semua pihak berkepentingan terhadap orang Papua. Bupati menjelaskan bahwa keamanan adalah peran kolektif dan menjadi tanggung jawab yang bersama bukan segelintir orang saja.
Karena menurutnya keamanan adalah produk akhir dari usaha persuasif, komunikatif dan kedekatan emosional antara berbagai elemen.
Bupati mengingatkan pesan Panglima TNI dan Kapolri beberapa bulan lalu di Hotel Rimba Jayapura bebrapa waktu lalu agar betul-betul membangun Papua dengan cara humanis. Pendekatan itulah yang diapresiasi oleh pemerintah pusat kepada Puncak Jaya hingga saat ini.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Mustakim Ali |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi