BANYUWANGI- Wakil Ketua DPRD Banyuwangi M Ali Mahrus meminta ada perhatian khusus dari eksekutif terkait turunnya harga telur ayam yang membuat sebagian peternak merugi.
Menurut Mahrus, hal ini tidak boleh dibiarkan, agar tidak terus berdampak buruk bagi peternak ayam petelur di Banyuwangi.
"Urusan harga ini setidaknya pemerintah hadir dalam upaya memberikan pendampingan, disamping itu juga menyampaikan kepada instansi vertikal," ucap Mahrus, Rabu (29/9/2021).
Wakil rakyat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini turut prihatin. Keprihatinan tersebut bagian dari empatinya terhadap peternak yang bergerak di usaha ayam petelur.
"Apalagi di kondisi pandemi sekarang serba sulit terutama ekonomi. Untuk itu kebijakan pemerintah dibutuhkan, apakah kemudian ada bantuan modal. Karena mereka sangat terpukul, disamping harga pakan semakin mahal, harga telur juga merosot," ungkapnya.
Menurut Mahrus, penurunan harga telur tidak hanya terjadi di Banyuwangi, namun juga skala nasional. Namun, pemerintah daerah juga harus memberikan solusi terbaik sesuai fungsinya, selain membuat peraturan juga memberi pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan.
"Inilah fungsi penting pemerintah, salah satunya bagaimana pemerintah hadir melalui dinas terkait untuk melakukan pemberdayaan terhadap mereka yang hari ini sedang kebingungan. Termasuk layanan apa yang bisa diberikan untuk memberikan sentuhan program yang pas saat kondisi pandemi terlebih harganya merosot," urainya.
Diketahui sebelumnya, sejumlah peternak ayam petelur di Banyuwangi mengeluhkan anjloknya harga telur di pasaran.
Ironisnya, anjloknya harga telur tersebut berbanding terbalik dengan harga pakan yang terus mengalami kenaikan. Sehingga membuat sejumlah peternak merugi.
"Sudah saya coba untuk mengurangi pakan ternak dan hasilnya malah membuat produksi telur menurun drastis, jadi kita malah makin merugi," beber salah satu peternak di Banyuwangi Supaat Pribadi (47), Selasa (28/9/2021).
Ia menyebut, harga telur saat ini terjun bebas di harga Rp 14 ribu rupiah. Sedangkan harga normalnya di Rp 20-22 ribu rupiah.
"Ditambah harga pakan mahal, kini naik Rp 18 ribu, yang awalnya Rp 330 ribu per setengah kwintal menjadi Rp 348 ribu," keluhnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi