SUARA INDONESIA

Harga Telur Ayam Anjlok, Diskoperindag Tuban Belum Temukan Solusi

Irqam - 01 October 2021 | 19:10 - Dibaca 1.80k kali
Peristiwa Daerah Harga Telur Ayam Anjlok, Diskoperindag Tuban Belum Temukan Solusi
Peternak ayam petelur di Desa Temandang, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, (Irqam/suaraindonesia.co.id).

TUBAN - Harga telur ayam ras di Kabupaten Tuban mengalami penurunan. Harga telur ayam di tingkat peternak hanya berkisar Rp 15.000 sampai Rp 16.000 per kilogram.

Anjloknya harga telur membuat peternak ayam mengeluhkan rugi dan terpaksa mengafkir dini atau menjual ayam. Pasalnya, harga jual dengan biaya produksi tak sebanding.

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Tuban, Agus Wijaya mengakui, bahwa harga telur ayam di Tuban mengalami penurunan. 

Dimana harga rata-rata telur ayam ras di pasar tradisional Tuban berkisar Rp 18.667 per kilogram, pada (30/9) kemarin.

"Namun dibandingkan dengan kabupaten lain, kita lebih tinggi. Untuk di tingkat peternak ini yang repot, harganya hanya 16 ribu dan kasihan. Karena tidak bisa menutupi biaya produksi," jelas Agus Wijaya kepada suaraindonesia.co.id, Jumat (1/10/2021.

Menurutnya, faktor yang menyebabkan harga telur mengalami penurunan adalah stok telur yang mengalami penambahan.

"Suplai telur kita melimpah, sedangkan permintaan pasar masih sepi. Dan ini terjadi tidak hanya di Tuban saja," ucapnya.

Agus menyebut, harga pakan yang cukup tinggi membuat peternak di Tuban dilema.

"Peternak ini bingung, jika ternaknya diteruskan juga membutuhkan pakan banyak. Kalaupun dijual tidak bisa mengembalikan biaya produksi," ungkapnya.

Untuk mengatasi hal itu, Diskoperindag sudah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi terbaik bagi peternak. Dia menilai belum menemukan solusi.

"Kami kemarin mencari solusi bersama, namun belum ketemu solusinya. Tapi dari surat Gubernur ada petunjuk, bahwa harapannya ASN nanti bisa membeli telur langsung ke peternak," pungkasnya.

Sebelumnya, peternak ayam petelur, Darmadi, di Desa Temandang, Kecamatan Merakurak, Tuban, mengaku lebih memilih afkir dini atau menjual semua ayam peliharaannya.

"Kandang saya kapasitas 1.400 ekor ayam dan semuanya kita afkir dini. Karena ini tidak ada pilihan lain, dan supaya tidak terus merugi," sebut Darmadi.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Irqam
Editor : Nanang Habibi

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya