SUARA INDONESIA

Permintaan Banyak Jelang Akhir Tahun, Harga Telur di Peternak Jombang 25 Ribu

Gono Dwi Santoso - 26 December 2021 | 19:12 - Dibaca 1.65k kali
Peristiwa Daerah Permintaan Banyak Jelang Akhir Tahun, Harga Telur di  Peternak Jombang 25  Ribu
Anik Mariana (43) peternak telur asal dusun pedes desa Sukorejo kecamatan Perak Jombang, saat mengambil telur di kandang, Minggu (26/12/2021).

 

JOMBANG – Momentum natal dan tahun baru membuat sejumlah harga komoditi melambung tinggi. Salah satunya harga telur, baik ditingkat peternak maupun pedagang juga kian melambung.

Harga ditingkat peternak, mencapai Rp 25 ribu per kilogram sedangkan di pedagang mencapai Rp 29 – 30 ribu per kilogram, Minggu (26/12/2021).

Ditemui di Rumahnya ,Anik Marianah, ( 43 )salah satu peternak ayam telur ,di Dusun Pedes Desa Sukorejo Kecamatan Perak, Jombang , menjelaskan , sejak satu minggu ini, harga telur naik menjadi Rp 25 ribu per kilogram sebelumnya 21 ribu per kilogram , terangnya.

”Memang hampir setiap akhir tahun, harga telur selalu melonjak. Itu saya rasakan sejak saya memulai usaha ini 2003 silam,’’ ujar dia .
Kenaikan tersebut, dipicu karena tingginya permintaan di pasar, "tambahnya.

Pada perayaan natal dan tahun baru, biasanya berbarengan dengan musim hajatan yang membuat permintaan tinggi. ”Akhirnya harga ikut naik,’’ ujar Anita kepada Media Suara Indonesia.co.id 

Pada awal Desember lalu, harga telur masih dalam harga stabil yakni mulai Rp 19 ribu hingga Rp 21 ribu. Namun, mendekati natal kemarin, harga telur terus naik dan kini menjadi Rp 25 ribu per kilogram.

 ”Dampak yang kami rasakan penjualan sangat lancar, karena harga mahal kami tidak sampai nyetok seperti sebelum sebelumnya,’’ tambahnya. 

Meningkatnya harga telur, ternyata juga membuat harga pakan ikut naik. Dia mengakui, ada kenaikan sekitar Rp 1.000 perkilonya di pasaran. Misalnya, untuk pakan campuran jagung, dedak dan konsetrat naik dari Rp 6.200 menjadi Rp 6.800 per kilo. ”Memang naik cukup banyak. Namun hal itu tetap bisa kami cukupi,’’ tandasnya. 

Selain itu, memasuki musim hujan peternak juga harus mengeluarkan ongkos tambahan untuk kebutuhan obat-obatan ayam. Pasalnya, ketika kandang dalam kondisi lembab membuat ayam mudah terserang penyakit.“Kalau musim hujan memang sering kena penyakit. Seperti ada bakteri pada mulut ayam,’’ jelas dia.

Pada awal musim hujan kemarin, ada puluhan ayamnya yang mati lantaran terserang bakteri. Hal itupun berdampak pada menurunnya produksi telur. ”Sempat turun banyak produksinya. Namun, setelah diberikan obat akhirnya kini mulai meningkat lagi,’’ pungkasnya. 

Sementara itu, pantauan di laman siskaperbapo yang dikelola Disperindang Jawa Timur, harga ayam telur di Pasar Pon kini mencapai Rp 28 ribu, turun seribu dari Rp 29 ribu per kilo gram.

Sedangkan di Pasar Cukir kini mencapai Rp 28 ribu dari harga sebelumnya Rp 30 ribu. Kondisi serupa tak jauh berbeda dengan Pasar Ngoro, Ploso dan Blimbing yang menjual dengan harga Rp 29 ribu per kilogram.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Gono Dwi Santoso
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya