PURWOREJO - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Demam Berdarah (DD) di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mengalami peningkatan cukup drastis diakhir tahun 2021 dan awal tahun 2022 ini.
Dari data Dinas Kesehatan Purworejo, sejak Januri 2021 hingga per tanggal 12 Januari 2022 ini tercatat sebanyak 298 kasus dengan rincian DBD sebanyak 7 kasus dan
DD sebanyak 291 kasus, bahkan terdapat 2 anak-anak yang meninggal dunia akibat kasus itu.
Guna mengatasi dan mengantisipasi kelonjakan kasus itu, Dinas Kesehatan Purworejo gencar melakukan pemberantasan sarang nyamuk, promosi program satu rumah satu jemantik (juru pemantau jentik) dan fogging di sejumlah tempat yang terindikasi menjadi endemi atau terjadi peningkatan kasus DBD dan DD.
"Kasus DBD dan DD ini terhitung sudah ada sejak Januari 2021 lalu, namun kasus menjadi meningkat sangat drastis di bulan Desember 2021 dan Januari 2022 ini. ungkap Kabid Pelayanan Kesehatan dan Kesehatan Masyatakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo, Budi Susanti, saat ditemui dikantornya pada Rabu (12/1/2022).
Dikatakan, sebagai upaya yang dilakukan untuk mengatasi peningkatan kasus itu, Dinas Kesehatan Purworejo secara intens melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan mempromosikan program satu rumah satu jemantik (juru pemantau jentik) disetiap rumah warga, serta melakukan fogging ketika kasus telah mulai banyak.
"Selama Desember dan Januari ini kami telah melakukan fogging sebanyak 30 kali lebih, dan sebenarnya fogging menjadi pilihan penanganan terakhir, karena yang utama dilakukan secara baik adalah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," jelasnya.
Kasus DBD dan DD saat ini telah merebak terjadi hampir merata di semua kecamatan di wilayah Kabupaten Purworejo.
"Hingga saat ini kasus masih terus bertambah, bahkan kemarin sudah ada dua yang meninggal akibat kasus itu, yaitu anak-anak di Desa Bragolan Kecamatan Purwodadi dan Tuksongo Kelurahan Purworejo," tambahnya.
Budi meminta warga masyarakat untuk senantiasa waspada dan tidak bosan-bosan memberantas sarang nyamuk dengan memperhatikan lingkungan sekitar, dengan cara membersihkan tempat-tempat yang tergenang, melakukan pemeriksaan jentik dan menutup tempat air.
"Yang dilakukan sejak awal adalah tindakan pencegahan. Karena wabah DBD ini bukan soal penanganan kesehatan, melainkan kepada tindakan antisipasi mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegypt," ujarnya.
Pihaknya juga berharap warga akan sadar dengan melakukan PSN secara mandiri sehingga sehingga kasus DBD dan DD serta penyakit lain yang ditularkan oleh nyamuk bisa terantisipasi dan menurun.
"Tidak hanya DBD dan DD, namun kasus malaria di Purworejo masih banyak, besar harapan kami warga bisa menjaga lingkungan secara bersih dan sehat agar warga tidak terkenan kasus tersebut," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Widiarto |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi