TUBAN - Setidaknya sebanyak 200 warga Kabupaten Tuban bakal terdampak rencana pembangunan tol Demak-Tuban. Selain itu, permukiman warga dan lahan pertanian produktif akan digusur untuk kepentingan Proyek Strategis Nasional (PSN) ini.
Hal itu diungkap oleh Konsultan Toll Roads and Bridges Final Business Case (FBC) and Bidding Document Developer, Ridwan Hoesin usai konsultasi publik rencana proyek pembangunan tol yang digelar di Gedung KSPKP Tuban, Rabu (16/2/2022) kemarin.
"Untuk proyek tol di Tuban ada sekitar 200 warga terdampak. Total dari Demak-Tuban ada 1600 warga terdampak," kata Ridwan Hoesin kepada suaraindonesia.co.id.
Ridwan mengatakan, rencana proyek pembangunan tol di wilayah Tuban akan berimbas pada penggusuran sebagian permukiman warga dan lahan pertanian produktif.
Walakin, pria berusia 56 tahun ini belum bisa membeberkan lokasi pasti yang akan digusur tersebut.
"Permukiman warga memang ada yang digusur, tapi lokasi secara pasti dan rinci belum bisa kami informasikan, karena untuk menjaga hal-hal yang tidak inginkan. Terutama untuk menjaga agar mafia tanah tidak masuk," ungkap pria kelahiran Jakarta ini.
Sementara untuk mengantisipasi konflik dalam pembebasan lahan, lanjut Ridwan, pihaknya akan berupaya melakukan komunikasi langsung secara intens ke warga terdampak.
Ridwan menjelaskan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga akan dilibatkan dalam proyek pembangunan tol dan pembebasan lahan.
"Sekarang setiap Proyek Strategis Nasional selalu didampingi KPK untuk membentuk perilaku kita agar taat terhadap aturan hukum yang ada," tandasnya.
Sekadar informasi, rencana proyek pembangunan tol ruas Demak-Tuban akan melewati 35 desa dari 6 kecamatan di Kabupaten Tuban, yakni Kecamatan Bancar, Kerek, Merakurak, Semanding, dan Tambakboyo. Dengan panjang tol sekitar 58,3 kilometer.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Irqam |
Editor | : Irqam |
Komentar & Reaksi