SUARA INDONESIA

Sampah Plastik Sebabkan Kualitas Air PDAM di Surabaya Menurun

Lukman Hadi - 22 March 2022 | 16:03 - Dibaca 3.22k kali
Peristiwa Daerah Sampah Plastik Sebabkan Kualitas Air PDAM di Surabaya Menurun
Ilustrasi sampah plastik. (Pixebay/free)

SURABAYA - Peringatan Hari Air Sedunia menjadi momentum pegiat lingkungan di Surabaya untuk menyoroti berbagai problematika mengenai kualitas air.

Pencemaran lingkungan pada air sungai di Surabaya tidak bisa terlepas dari banyak ditemukannya tumpukan sampah plastik.

Penggiat lingkungan dari Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (ECOTON) mengutarakan bahwa kualitas air pada Kali Surabaya mengalami penurunan karena banyaknya pencemaran dari berbagai sumber, seperti sampah plastik, limbah domestik maupun non domestik.

Pegiat lingkungan, Regita mengungkap fakta sampah plastik menjadi suatu permasalahan yang belum terselesaikan hingga saat ini karena keberadaannya semakin mencemari lingkungan.

"Karena keberadaannya tergolong sampah residu yang sulit terurai dan membutuhkan waktu yang lama karena kandungan senyawa kimia berbahaya yang ada dalam kemasan plastik sachet sekali pakai seperti phthalate sebagai zat pemlastis, dioxin, senyawa berflourinasi, BFRs (Brominated Flame Retardants), Bisphenols A, dan lain-lain," beber mahasiswi Ilmu Komunikasi Untag Surabaya itu, Selasa (22/3/2022).

Sampah yang banyak ditemukan adalah sampah sachet dari minuman seperti kopi dan jus dengan persentase sebesar 21% dan berpotensi mencemari lingkungan. Sampah plastik sachet yang terakumulasi di lingkungan perairan yang hanyut dan tertumpuk di bantaran sungai akan mencemari air sungai yang dimanfaatkan sebagai bahan baku air PDAM.

Bahkan, sampah sachet yang bertumpuk akan mengalami degradasi menjadi masalah baru, yaitu terbentuknya mikroplastik. Mikroplastik adalah bagian terkecil dari plastik yang telah mengalami degradasi dan berukuran (mikroskopis), yaitu <5 mm. Adapun kelimpahan tertinggi mikroplastik berada di permukaan sungai pada titik Driyorejo (13,33 partikel/m3). 

"Kami mengharapkan dengan ada kolaborasi terhadap aksi yang dilakukan dapat memberikan pandangan kepada seluruh komponen baik pemerintah dan masyarakat untuk dapat menjaga kualitas air dan menghargai air untuk masa depan yang lebih baik," sambung pegiat lingkungan lainnya, Merissa.

Sementara baru-baru ini Pemkot Surabaya telah menerbitkan Perwali Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di Kota Surabaya.

Indonesia diketahui sebagai negara kedua penyumbang sampah plastik terbesar setelah China. Sekitar 8 juta ton sampah per tahun dibuang ke laut dunia. Jumlah yang dapat dikelola oleh pemerintah hanya 3 juta ton. Kemudian, sebesar 5 juta ton tidak digunakan yang berakhir dibakar dan ditimbun. Serta, sebesar 2,6 juta ton sampah dibuang ke sungai dan berakhir di laut.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lukman Hadi
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya