BANYUWANGI- Pemkab Banyuwangi menjangkau lansia yang hidup sebatang kara di Dusun Ngadirejo, Desa Bulurejo, Kecamatan Purwoharjo. Ia bernama Sulastri, divonis penderita kanker payudara.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana (PPKB), Henik Setyorini mengatakan, pihaknya bersama stakeholder serta Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) langsung melakukan outreach ke rumah Sulastri, warga Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).
"Bentuk perhatian Pemkab dengan memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada warga yang membutuhkan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing. Sinergi kolaborasi dengan semua stakeholder menyelesaikan permasalahan yang ada," kata Henik, Jumat (17/6/2022).
Menurut TKSK Purwoharjo, Erlis Setyo Utomo, selain hidup sebatang kara, Sulastri juga menderita kanker payudara, namun tidak ada yang merawat karena anak dan saudaranya tinggal di Jember. Dalam kesehariannya, dia dibantu tetangga untuk kebutuhan menyiapkan permakanan dan kebersihan rumah. Sementara bansos yang telah diterima, yakni PKH, BPNT, KIS PBI, dan bedah rumah.
Penjangkauan tersebut merupakan kunjungan TKSK untuk kali kedua. Dalam kunjungan kali ini, TKSK bersama Kepala Desa Bulurejo Widarto, dokter Puskesmas Purwoharjo Putu, bidan desa, dan Pendamping PKH berusaha membujuk klien untuk mau dibawa berobat lebih intensif ke Rumah Sakit Umum Genteng.
“Namun, beliau tetap menolak hanya mau dirawat di rumah, sehingga akhirnya dua hari sekali pihak Puskesmas selalu kunjung ke rumah Bu Sulastri. Ke depan kami akan tetap berusaha dengan minta tolong tetangga dekat untuk ikut membujuk agar mau berobat intensif ke rumah sakit,” kata Erlis.
Sementara Kadinsos PPKB Henik menambahkan, pihaknya selalu menekankan supaya lebih respek dan tanggap kepada warga di wilayah masing-masing.
"Koordinator Pemdes, Camat dan PKM setempat, cek apa saja kebutuhan yang diterima. Untuk lebih lanjut baru kamu arahkan lagi harus seperti apa," pungkas Heni. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi