SAMPANG - Lemahnya penanganan pemerintah kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, terhadap Penyakit Kuku dan Mulut (PMK), mengakibatkan pedagang daging sepi pembeli. Bahkan efek dari lemahnya penangan PMK ini, membuat harga daging di Sampang merosot.
Tak hanya itu, banyak peternak sapi di Kabupaten Sampang mengeluh atas meninggalnya hewan peliharaannya disebabkan wabah PMK, meski telah dirawat berbulan-bulan.
Dalam pantawan suaraindonesia.co.id, banyak penjual daging mengeluh, harga yang terus merosot tajam dan pembeli juga kian yang berkurang.
Selain itu, beberapa peternak mengaku telah mengalami kerugian besar dengan adanya wabah yang menyerang ternak tersebut
Salah satunya, seperti yang dikatakan oleh peternak sapi asal Kecamatan Jrengik Musli, bahwa dua sapi yang dipeliharanya meninggal dunia akibat terjangkit wabah PMK.
Sebagai peternak sapi, dirinya meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) Sampang segera mengatasi wabah PMK.
Serta memerataan faksinasi, agar dapat terserap bagi setiap peternak sapi yang ada di Kabupaten Sampang.
"Agar masyarakat peternak Sapi bisa tenang dalam berternak Sapi," Sabtu (9/7/2022).
Lemahnya penanganan pemerintah terkait wabah teraebut, juga dirasakan oleh padagang Daging di pasar Sampang Buk Rum, yang menyebut semenjak ada wabah PMK, para pelanggannya mulai berkurang.
Wabah tersebut rupanya juga membuat harga daging di warung Buk Rum anjlok, meskipun saat ini akan memasuki momentum perayaan Idul Adha 1443 H.
"Nah, wabah PMK membuat pembali berkurang dan harga daging menurun. Saya berharap pemerintah bisa secepatnya mengatasi hal ini dengan secepat-cepatnya," ungkapnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak suaraindonesia.co.id telah berusaha melakukan konfirmasi kepada Dinas Peternakan Sampang dan Dinas Perdagangan Sampang, namun masih belum ada keterangan lebih lanjut. (Rosi/Wil)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Redaksi |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi