SUARA INDONESIA

Di Tuban, Seorang Santriwati Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Anak Kiainya

Irqam - 22 July 2022 | 15:07 - Dibaca 4.17k kali
Peristiwa Daerah Di Tuban, Seorang Santriwati Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Anak Kiainya
Ilustrasi korban pemerkosaan, (Grafis: suaraindonesia.co.id).

TUBAN - M santriwati berusia 14 tahun di Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, diduga menjadi korban pemerkosaan oleh AH (22), anak dari seorang kiai setempat.

Informasi yang dihimpun, M diduga diperkosa di salah satu pondok pesantren tempat dirinya belajar mengaji.

Akibatnya, Selasa (19/7/2022) kemarin, korban telah melahirkan bayi laki-laki dengan berat kurang lebih 2,90 kilogram di salah satu Puskesmas yang diduga merupakan hasil dari AH. 

Kini, korban mengalami trauma berat, karena harus menanggung malu dan menuntut keadilan atas dugaan kasus tidak wajar tersebut.

Salah seorang tokoh masyarakat N mengungkapkan, kejadian yang menimpa gadis belia tersebut hampir sama dengan kasus pondok pesantren yang berada di Jombang, Jawa Timur.

Namun begitu, kedua orangtua korban disebut tidak berani melapor atas kejadian yang menimpa anaknya.

"Kemarin orangtua korban ini sempat ingin melaporkan kejadian yang menimpa anaknya. Namun orangtua korban berubah pikiran, tidak berani melapor. Alasannya karena diduga pelaku ini anak kiai yang sangat dihormati warga," kata N kepada suaraindonesia.co.id, Kamis (20/7/2022).

N menuturkan, M merupakan santri yang setiap sore hari belajar mengaji di pondok pesantren milik orangtua dari AH diduga pelaku.

Namun sejak tahun lalu, korban bersama santri lainnya diharuskan menginap di pondok pesantren tersebut.

"Sebelumnya setiap sore hari para santri di desa ini mengaji, lalu malamnya pulang. Sejak tahun lalu semua santri diharuskan bermalam dan tidur di bangunan semacam aula. Untuk santri laki-laki tidur di lantai bawah dan yang perempuan tidur di lantai atas," tuturnya.

Aksi dugaan pemerkosaan yang diduga dilakukan AH, lanjut N, terjadi pada saat korban bermalam dan tidur di pondok pesantren.

N menyebut, santri lainnya juga seringkali melihat aksi bejat A terhadap korban di malam hari. Namun para santri takut untuk mengungkapkan kejadian tersebut, karena diduga pelaku merupakan anak seorang kiai.

"Banyak santri lain juga mengaku sering melihat kejadian yang menimpa korban. Tapi mereka tidak berani ngomong, karena diduga pelaku ini juga guru mengaji," ungkapnya.

Menurut N, korban dan keluarga saat ini sudah mendapat pendampingan dari Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pemerintahan Masyarakat Desa (Dinsos P3A dan PMD) Kabupaten Tuban, dan pihak kecamatan setempat.

"Korban mengalami trauma dan orangtua syok atas kejadian ini. Apalagi pelakunya juga seperti tidak mau tanggungjawab dan merasa tidak bersalah," jelasnya.

Sementara itu, Saji salah seorang warga setempat mengatakan, kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh anak kiai tersebut sudah ketahui warga setempat.

Ia mengaku warga sekitar tidak bisa berbuat apa-apa dan takut, karena diduga pelaku merupakan anak seorang kiai yang sering mengisi acara keagamaan.

Saji hanya berharap ada ketegasan dari semua pihak untuk mengungkap kasus tersebut. Sehingga korban dan keluarga segera mendapatkan perlindungan dan keadilan. 

"Aparat penegak hukum seharusnya turun, kasihan korban, harusnya mendapatkan keadilan atas apa yang menimpanya," terangnya.

Sementara itu, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Tuban Aiptu Narko mengatakan, pihaknya hari ini akan segera turun ke lapangan untuk melakukan penyelidikan atas kasus pemerkosaan yang diduga dilakukan oleh anak seorang kiai.

"Kami akan jemput bola, hari ini kita turun ke lapangan untuk melakukan penyelidikan," tandasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Irqam
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya