BANYUWANGI - Warga Tabanan, Bali, bernama I Wayan Juna Edi (49) tiba-tiba meninggal dunia di trotoar depan Mall Pelayanan Publik Banyuwangi, Selasa (27/9/2022).
Kejadian tersebut dibenarkan Kapolsek Banyuwangi AKP Kusmin. "Korban ditemukan meninggal sekitar pukul 11.00 WIB," terangnya.
Korban pertama kali diketahui meninggal dunia oleh istrinya sendiri bernama Ni Putu Rini Safitri (45). "Korban berada di Banyuwangi tengah mencari anaknya yang hilang sejak 2 bulan lalu bernama Putri Ayu Valencia," cetus Kusmin.
Kusmin menyampaikan, korban bersama istrinya berangkat dari rumahnya di Tabanan pada Sabtu (24/9/2022) kemarin menuju Banyuwangi.
Selama di Banyuwangi, lanjut Kusmin, pasutri itu tinggal dan beristirahat di area Taman Sritanjung. "Korban selama itu sering mengeluh sakit pada dada kirinya," cetusnya.
Singkat cerita pada Selasa, 27 September 2022, korban bersama istrinya turun dari becak. Kemudian mereka keliling di sekitar Taman Blambangan.
Usai dari Taman Blambangan pasutri ini menuju arah kantor Mall Pelayanan Publik Banyuwangi. Mereka pun istirahat di trotoar depan kawasan mall setempat.
"Saat duduk-duduk di depan trotoar, korban tiba-tiba mengeluhkan sesak nafas dan sakit pada dada sebelah kiri lalu meninggal dunia," beber Kusmin.
Insiden tersebut sempat menghebohkan warga sekitar. Polsek Banyuwangi yang mendapat laporan langsung menuju TKP. "Korban langsung dievakuasi ke RSUD Blambangan," tuturnya.
Kusmin mengatakan, saat hendak dilakukan Visum Et Repertum dan autopsi, istri korban menolak. Sehingga hanya dilakukan pemeriksaan luar.
"Hasil pemeriksaan luar tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada korban. Pihak keluarga juga telah menerima kepergiannya dengan membuat surat pernyataan," tukasnya.
Saat itu juga, masih kata Kusmin, jenazah korban langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk dipulangkan ke rumah duka.
"Jenazah dibawa pulang pihak keluarga ke rumah duka di Kecamatan Kencong, Jember, dengan menggunakan ambulance," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Bahrullah |
Komentar & Reaksi