BANYUWANGI - Banjir bandang yang menerjang lima desa di Kalibaru, Banyuwangi, tidak hanya merusak sejumlah jembatan dan puluhan rumah. Namun juga menyisakan duka mendalam bagi warga terdampak.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyebut, banjir tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya curah hujan tinggi, alih fungsi lahan dan juga masalah sampah.
Pemkab Banyuwangi, kata Ipuk, juga tengah membuat perencanaan baru lengkap dengan pengalihan air dari hulu, agar tidak lagi masuk ke sungai-sungai kecil yang ada di sekitar pemukiman warga sekitar.
"Untuk mengatasi persoalan ini, kita nanti akan duduk bareng, diharapkan semuanya punya kesadaran masing-masing. Masyarakat juga akan kita libatkan pastinya, terkait dengan upaya reboisasi, terkait masalah sampah, untuk membahas itu semua," kata Ipuk, saat meninjau lokasi banjir, Jumat (4/11/2022).
Koordinator PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII wilayah Banyuwangi, Sanuri, membenarkan jika memang terjadi alih fungsi lahan di hulu. "Memang terjadi alih fungsi lahan dari tanaman kakao menjadi tanaman tebu," akunya.
Meski demikian, lanjut Sanuri, alih fungsi lahan dari tanaman kakao menjadi tanaman tebu bukan merupakan penyebab utama banjir yang melanda lima desa tersebut.
Alih fungsi lahan itu, kata dia, hanya menjadi indikator terjadi banjir dan bukan merupakan penyebab utama. Namun yang perlu diperhatikan adalah curah hujan tinggi.
"Sebetulnya kekuatan akar tanaman kakao dan tanaman tebu beda tipis. Hal ini bukan merupakan patokan. Jadi, karena kebetulan saja," kata Sanuri saat dikonfirmasi terpisah di posko banjir Kalibaru.
Sanuri menambahkan, dari data Dinas PU Pengairan Banyuwangi curah hujan tinggi yang terjadi khususnya di wilayah Kalibaru pada Kamis (3/11/2022) malam memang tergolong tinggi hingga mencapai 360 mm.
Jadi, lanjutnya, bisa dikatakan hujan dengan intensitas sangat tinggi itulah yang menjadi penyebab utama banjir di Kalibaru.
"Bukan saatnya mencari kambing hitam, siapa yang harus bertanggung jawab dalam musibah ini, namun lebih mencari solusi bagaimana ke depan tidak terjadi hal serupa," tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, lima desa terdampak adalah Desa Banyuanyar, Kalibaru Manis, Kalibaru Wetan, Kalibaru Kulon dan Desa Kajarharjo.
Banjir terparah berada di Desa Kalibaru Wetan. Ada puluhan rumah di desa setempat mengalami rusak parah akibat disapu banjir.
Tiga jembatan penghubung juga putus, barang berharga milik warga ikut hanyut. Diantaranya, 7 sepeda motor, 3 mobil, 14 ekor kambing dan 3 ekor hewan ternak sapi.
Sedangkan untuk rumah rusak dilaporkan ada 61 rumah. Rinciannya, 35 rusak berat, 13 rumah rusak sedang dan 13 rumah rusak ringan.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Moh.Husnul Yaqin |
Komentar & Reaksi