SUARA INDONESIA

Momen Haru Hari Ibu di Banyuwangi, Napi Menangis Saat Basuh Kaki Ibunya

Muhammad Nurul Yaqin - 22 December 2022 | 17:12 - Dibaca 1.49k kali
Peristiwa Daerah Momen Haru Hari Ibu di Banyuwangi, Napi Menangis Saat Basuh Kaki Ibunya
Narapidana membasuh kaki ibu mereka pada perayaan Hari Ibu Nasional 2022 di Lapas Banyuwangi, Kamis (22/12/2022). (Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

BANYUWANGI - Suasana haru menyelimuti momen perayaan Hari Ibu di Lapas Banyuwangi. Para warga binaan atau narapidana diberi kesempatan untuk bertemu, meminta maaf dan membasuh kaki ibu mereka.

Momentum peringatan Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember dimanfaatkan oleh jajaran Lapas Banyuwangi untuk mengajak para warga binaan turut serta memaknai dan meningkatkan kasih sayang terhadap ibu mereka.

Puluhan warga binaan Lapas Banyuwangi menunjukkan kasih sayang mereka dengan membasuh kaki ibunya seraya mengucapkan kata maaf dan melaksanakan sungkem. 

Kegiatan tersebut berlangsung di sela-sela kunjungan tatap muka yang bertempat di depan Aula Sahardjo, Kamis (22/12/2022).

“Kebetulan pada momen Peringatan Hari Ibu kali ini bertepatan dengan jadwal kunjungan tatap muka, sehingga kami arahkan warga binaan yang dibesuk oleh ibunya untuk memanfaatkan momen ini dengan merenungi kasih sayang yang telah diberikan oleh ibunya,” ujar Kalapas Banyuwangi Wahyu Indarto.

Suasana haru pun tampak dari wajah warga binaan maupun ibunya. Para penghuni lapas itu tak kuasa menahan tangis, saat bersimpuh dan membasuh kaki ibu masing-masing.

Wahyu mengatakan bahwa kegiatan itu juga bertujuan agar para warga binaan dapat terketuk hatinya untuk bertekad menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sehingga ketika bebas nantinya mereka dapat membahagiakan orang tua mereka, khususnya ibu.

“Melalui momen seperti ini tentu kami berharap mereka (warga binaan) dapat merenungi dan menyesali kesalahannya, sehingga mereka dapat mengikuti kegiatan pembinaan dengan baik,” ucapnya.

“Kami tadi melihat banyak warga binaan meneteskan air mata, semoga mereka memang benar-benar dapat menyesali dan tidak mengulangi kesalahannya,” imbuhnya.

Selain itu, Wahyu menyebut bahwa pihaknya selalu memberikan pembinaan dan bimbingan kepada warga binaan untuk berubah kearah yang lebih baik dari sebelumnya. Sehingga ketika bebas nanti dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

“Program pembinaan yang kami berikan tentunya sangat beragam, mulai dari pembinaan kemandirian hingga pembinaan kerohanian,” jelasnya.

Sementara itu, Gusti Mifta salah seorang warga binaan yang turut serta dalam kegiatan itu mengungkapkan bahwa ia sangat menyesali segala kesalahannya, khususnya yang telah ia lakukan terhadap ibunya.

Warga binaan yang terkena kasus dengan Pasal 170 KUHP itu mengaku bahwa dirinya selama ini masih belum bisa memberikan kebahagiaan terhadap ibunya.

“Selama ini saya belum bisa membuat ibu tersenyum bangga, setelah bebas nanti saya akan berusaha untuk membahagiakan ibu dan keluarga saya,” ungkap Gusti. 

Para warga binaan mengucapkan terimakasih kepada Kalapas dan seluruh petugas yang telah memberikan fasilitas.

"Sehingga saya bisa berkesempatan untuk membasuh kaki ibu saya,” ucap Gusti dengan haru. 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya