SUARA INDONESIA

Gerakan Nasional, DLH Ajak Masyarakat Banyuwangi Kelola Sampah Organik jadi Kompos

Muhammad Nurul Yaqin - 27 February 2023 | 10:02 - Dibaca 1.07k kali
Peristiwa Daerah Gerakan Nasional, DLH Ajak Masyarakat Banyuwangi Kelola Sampah Organik jadi Kompos
Ibu-ibu di Banyuwangi saat mengolah sampah organik menjadi kompos di gerakan Gerakan Nasional Compost Day. (Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

BANYUWANGI - Banyuwangi turut menggeber “Gerakan Nasional Compost Day, Kompos Satu Negeri” yang diluncurkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023 yang mengambil tema “Tuntas Kelola Sampah untuk Kesejahteraan Masyarakat”.

Gerakan nasional Hari Kompos atau Compos Day di seluruh Indonesia itu bertujuan mengajak masyarakat membuat pupuk kompos secara mandiri.

Harapannya bisa mengurangi timbulan sampah organik yang menumpuk di tempat pembuangan akhir atau TPA.

Kegiatan ini menjadi penting dalam upaya menyelesaikan masalah persampahan secara tuntas sesuai dengan tema Hari Peduli Sampah Nasional 2023. 

Di Banyuwangi, gerakan hari kompos nasional melibatkan seluruh elemen masyarakat, instansi pemerintah, instansi vertikal, dasawisma, penggiat lingkungan, bank sampah unit, pelajar hingga mahasiswa.

Mereka turut serta berpartisipasi membuat kompos di lingkungan kerja masing-masing. Seperti para pelajar di Banyuwangi, mereka ikut membuat kompos di lingkungan sekolah. 

Kegiatan ini juga dilakukan masyarakat dengan membuat kompos di lingkungan rumah masing-masing. Setiap desa dan kecamatan juga ikut berpartisipasi dalam gerakan pengelolaan sampah organik ini.

Dalam kesempatan itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi Dwi Handayani, mengajak seluruh masyarakat untuk melakukan kegiatan pengomposan.

"Kami ingin mengubah mindset dalam mengelola sampah khususnya sampah organik yang berasal dari sisa makanan. Karena jika dikelola dengan baik, kompos ini bisa bernilai ekonomis," ujarnya.

Sasaran dari penuntasan sampah adalah meningkat kesejahteraan masyarakat dengan memperoleh lingkungan yang berkualitas baik, bersih, dan sehat, serta memperoleh manfaat kesempatan nilai ekonomi.

Ia juga berharap seluruh masyarakat Banyuwangi dapat memilah dan mengolah sampah organik yang berasal dari rumah tangga secara mandiri.

"Kegiatan ini kami harap dapat menjadi momentum yang baik untuk pengolahan sampah organik yang lebih masif dalam rangka menuntaskan masalah sampah dengan partisipasi aktif masyarakat," ungkap Yani.

Dia menambahkan, Compos Day dilakukan serentak pada Minggu (26/2/2023) kemarin. Kegiatan itu merupakan program lanjutan dari Touring Sepeda Jelajah Bersih Negeri oleh Bupati Banyuwangi yang dipusatkan di TPS3R Bio Mandiri Lestari Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar pada 9 Februari 2023 lalu.

Yani menjelaskan, composting atau membuat kompos dari sampah organik merupakan aktualisasi paradigma baru dalam pendekatan penanganan persampahan. 

Sampah sisa makanan, sayuran, daun-daunan dari taman dan sebagainya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos bagi tanaman. 

Pupuk kompos sangat penting karena kompos dapat menyuburkan tanah, menambah kandungan organik pada tanah yang berguna bagi kesuburan tanah melalui perbaikan tekstur dan struktur tanah.

"Metode kompos ini dapat membuat sampah menjadi berkah, atau dengan kata lain menjadikan sampah sebagai bahan bernilai ekonomi secara langsung maupun tidak langsung, atau dapat disebut sebagai bagian dalam pendekatan ekonomi sirkuler," ungkapnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV