SUARA INDONESIA

Akibat Irigasi Jebol, Ratusan Sawah di Kendi Situbondo Kekurangan Air

Syamsuri - 09 March 2023 | 22:03 - Dibaca 1.31k kali
Peristiwa Daerah Akibat Irigasi Jebol, Ratusan Sawah di Kendi Situbondo Kekurangan Air
Beberapa Warga Kendit Bergotong-royong Memperbaiki Irigasi Yang Ambruk (Foto : Syamsuri/suaraindonesia.co.id)

SITUBONDO – Akibat irigasi jebol alias ambruk, ratusan hektar sawah milik petani di Desa/Dusun Tambak Ukir, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo akhirnya mengalami kekurangan air. Namun hingga saat ini masih belum diketahui penyebabnya. 

Menurut salah satu warga, Asmaji menuturkan, bahwa aliran irigisasi yang ambruk ini sangat bermanfaat bagi para petani untuk mengelola sawah. 

Ia menyebut, ada 387 hektar yang bergantung pada saluran air tersebut. Saat bangunan rusak, petani merasa kesulitan untuk mendapat pasokan air. 

"Kalau ini terus dibiarkan petani khawatir bisa gagal panen. Sudah cukup lama irigasi sungai ini rusak. Akibatnya air tidak bisa mengalir sampai ke ujung kebelakang,” ujarnya, Kamis (9/3/2023). 

Kata dia, sawah yang ditanami oleh petani Tambak Ukir sebagian besar adalah padi. Namun sudah beberapa hari tidak mendapat air sehingga terancan tidak bisa panen maksimal. 

“Kami akhirnya berinisiatif untuk memperbaiki sendiri. Karena kalau tetap dibiarkan petani juga yang rugi. Karena lahan pertanian yang berada di belakang pasti kekurangan air, dan yang dekat dengan rusaknya irigasi malah kelebihan air. Ini sama-sama bisa merugikan petani,” ucapnya. 

Ia mengutarakan, untuk memperbaiki irigasi yang rusak itu, warga menggunakan alat yang sederhana. Sebagai pengganti tembok beton, diganti dengan menggunakan terpal.

“Jadi, dipinggir-pinggir dinding temboknya diberi terpal. Supaya air bisa kembali normal mengalir kebelakang,” tuturnya. 

Asmaji mengaku, upaya yang dilakukan ini tidak akan bertahan lama karena hanya menggunakan terpal dan pastinya cepat rusak. 

“Paling tidak sekarang air bisa mengalir sampai kehulu. Karena saat ini banyak petani yang menanam padi. Jarang-jarang ada petani yang mau tanam padi kalau bukan hujan,” ujar Asmaji. 

Ia menegaskan, musim hujan menjadi cikal bakal petani Tambak Ukir bisa menanam padi. Sebab, saat kemarau, ketersediaan air terbatas.

"Makannya sekarang mumpung ada air yang berasal dari gunung bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Mereka jadi bisa tanam-tanam seperti tanam padi ini,” ungkapnya. 

Selain itu, Asmaji mejelaskan, perinstiwa ambruknya irigasi di desa tersebut bukan kali pertama. sebelum sebelumnya juga terjadi seperti ini, dan yang memperbaiki adalah warga sekitar.

“Ini ada bekas terpal juga, yang digunakan sudah lama untuk memperbaiki saluran irigasi yang rusak. Artinya memang sudah sering terjadi peristiwa yang sama, karena tembok amruk,” terangnya. 

Sementara itu, Ansori warga setempat mengatakan, sudah sering kali masyarakat disini memperbaiki irigasi tersebut. Akan tetapi tidak bertahan lama dan rusak kembali.

"Upaya masyarakat memperbaiki irigasi sungai yang ambruk sudah sering. Setiap ada yang jebol, warga menutupnya sendiri dengan menggunakan terpal. Tapi iya itu bertahan sebentar saja dan sudah rusak lagi. Ini bekas-bekas yang diperbaiki ada. memang tidak efektif menggunakan terpal tertututp terlalu lama,” bebernya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Syamsuri
Editor : Satria Galih Saputra

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV