SUARA INDONESIA

Gubernur Jatim Paparkan Nawa Bhakti Setya di Harlah ke 109 Ponpes Sukorejo, Situbondo

Syamsuri - 13 March 2023 | 18:03 - Dibaca 1.45k kali
Peristiwa Daerah Gubernur Jatim Paparkan Nawa Bhakti Setya di Harlah ke 109 Ponpes Sukorejo, Situbondo
Gubernur Jatim Saat Meresmikan Auditorium di Ponpes Sukorejo, Situbondo (Foto : Syamsuri/suaraindonesia.co.id)

SITUBONDO - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Paransah, paparkan Nawa Bhakti Setya di acara kegiatan Haflatul Imtihan dan peringatan 1 Abad NU di Ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Desa Sumberrejo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, pada Minggu (12/3/2023) malam kemarin

Selain itu, Gubernur Jatim sekaligus juga meresmikan Auditorium di Ponpes Sukorejo, Situbondo, yang merupakan salah satu pusat keilmuan di Ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukorejo

“Ada 9 program Nawa Bhakti Setya, yang ingin kami baktikan untuk Jawa Timur, salah satunya adalah Jatim Berkah. Ini salah satu format Pemprov, untuk mengunduh berkah dengan membangun sinergitas dengan Ponpes melalui pemberian beasiswa dan perbaikan infrastruktur,” kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansah. 

Menurutnya, Nawa Bhakti Setya merupakan program kerja Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 9 poin bhakti masyarakat, yaitu meliputi Jatim Sejahtera, Jatim Kerja, Jatim Cerdas dan Sehat, Jatim Akses, Jatim Berkah, Jatim Agro, Jatim Berdaya, Jatim Amanah dan Jatim Harmoni.

Dalam acara peresmian gedung baru Aula Pondok Sukorejo tersebut, Khofifah turut menceritakan salah satu capaian program Nawa Bhakti Setya yang ada di Situbondo. 

“Di Situbondo ini ada pelabuhan Jangkar yang dikelola Pemprov, disana terdapat movable bridge yang menjadi sesuatu yang relatif modern dan memberikan dampak positif terhadap public service,” bebernya.

Kata Gubernur, standarisasi Pelabuhan Jangkar, Situbondo yang kini berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi diakui sebagai ikhtiar pemerintah untuk melayani masyarakat kepulauan. Movable bridge merupakan teknologi kedirgantaraan berupa jembatan yang mengikuti arus pasang surut air laut. 

"Dengan adanya movable bridge, alur kendaraan dari dermaga ke kapal maupun sebaliknya menjadi jauh lebih mudah dan aman," jelasnya. 

Tidak berhenti disitu, terdapat kanopi dan 4 buah kapal baru yang dioperasikan di Pelabuhan Jangkar, ini sebagai bentuk akomodasi kebutuhan transportasi masyarakat, khususnya transportasi laut.

“Ini adalah salah satu ikhtiar kami memuliakan masyarakat kepulauan seperti Madura, Sapudi dan sekitarnya,” ungkap Khofifah.

Sementara, Pengasuh pondok pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo KHR Ahmad Azaim Ibrahimy mengatakan, pihaknya memgapresiasi dan terima kasih karena selama ini Pemprov Jatim ikut memperhatikan kebutuhan sarana dan prasarana pondok pesantren.

"Dalam acara peresmian auditorium bersamaan dengan hari ulang tahun ponpes Sukorejo ke 109. Di usianya yang sudah satu abad lebih ini pondok pesantren Sukorejo memiliki santri sebanyak 17 ribuan, baik santri putra dan putri," ujarnya. 

Belasan ribu santri tersebut, Kata Kyai Kharismatik itu berasal dari berbagai daerah di tanah air. Bahkan juga ada santri yang berasal dari Thailand dan Suriah. 

Menurutnya, setiap tahunnya Ponpes Sukorejo menerima sekitar tiga ribuan santri baru. Sedangkan santri yang berhenti mondok berkisar 1.000 hingga 1.500 orang setiap tahunnya.

Oleh karena itu, pemenuhan infrastruktur pendukung di pondok pesantren menjadi keharusan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar santri.

“Alhamdulillah pondok ini masih dipercaya masyarakat dan tak kurang tiga ribuan setiap tahunnya yang datang santri baru yang mondok. Karena lebih banyak santri masuk dibandingkan yang keluar, maka pemenuhan sarana dan prasarana menjadi suatu kebutuhan,” pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Syamsuri
Editor : Satria Galih Saputra

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya