SUARA INDONESIA

Lokalisasi Gunung Sampan Situbondo Ditutup, PSK Dilarang Masuk Kembali

Syamsuri - 26 March 2023 | 12:03 - Dibaca 4.11k kali
Peristiwa Daerah Lokalisasi Gunung Sampan Situbondo Ditutup, PSK Dilarang Masuk Kembali
Ketua Komisi I DPRD Situbondo, Hadi Prianto Beserta Rombongan Saat Meninjau Lokasi (Foto : Syamsuri/suaraindonesia.co.id)

SITUBONDO - Hasil silaturrahmi dan rapat bersama antara komisi I dan IV DPRD, RT, Kades Kotakan, Camat, Polsek Situbondo, dan tokoh masyarakat setempat menyepakati dan berkomitmen untuk menutup lokasi yang memiliki indikasi praktek prostitusi di Gunung Sampan (GS). 

Diketahui, ada sekitar 27 orang PKS yang masih menempati rumah bangunan yang kerap dijadikan tempat 'cinta satu malam' pria hidung belang di lokasi Gunung Sampan, Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo. 

Ketua Komisi I DPRD Situbondo, Hadi Prianto mengatakan, penutupan lokasi GS dilakukan berdasarkan hasil komitmen bersama antara Komisi I dan IV DPRD Situbondo dengan Ketua RT, Kades, Camat, Polsek, Babinsa, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat setempat.

"Hasil komitmen tadi juga agar supaya pekerja komersial yang sudah pulang kerumah masing masing sejak bulan Ramadan ini, tidak diterima kembali ketika datang ke lokasi prostitusi di Gunung sampan, Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo, Kabupaten Situbondo," jelasnya, Sabtu (25/3/2023). 

Ia menegaskan, mulai Sabtu (25/3/2023), malam seluruh PSK yang datang ke lokasi prostitusi di Gunung Sampan atau yang disingkat GS di Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo dilarang untuk datang kembali. 

"Sebab, sarang nyamuk dan pembawa penyakit tempat ini sudah ditutup untuk pekerja PSK selama-lamanya," ujarnya. 

Hadi didampingi Ketua Komisi IV DPRD, H. Sahlawi dihadapan para Ketua RT, Kades, Camat, Polsek, Babinsa dan Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama setempat meminta tim penertiban lokasi prostitusi yang terdiri dari unsur pemkab, TNI, Polri, Satpol PP, Ormas, serta tokoh masyarakat, akan melakukan pengawasan secara intensif. 

Menurut Hadi, malam minggu di bulan Ramadan ini adalah moment yang sangat bahagia, dan semua sudah berkomitmen, bahwa semua pekerja seks komersial yang dari luar daerah telah disepakati tidak boleh diterima kembali masuk di lokasi Gunung Sampan. 

"Sedangkan masyarakat yang sudah menetap di GS dengan ditutupnya lokasi GS ini alasannya tidak bisa bekerja untuk menafkahi keluarganya sebagaimana disampaikan tokoh masyarakat yang mewakili RT disini, saya akan minta pemerintah daerah Situbondo agar bisa menjamin kehidupan mereka yang pekerjaannya hidup dari PSK di Gunung Sampan," tandasnya. 

Oleh karena itu, pihaknya bersama anggota Komisi IV DPRD, meminta Camat dan Kades Kotakan agar mengakomodir warga yang ada di GS tersebut untuk bisa menjamin kehidupan mereka sesuai yang diharapkan bersama. 

"Kita sebagai warga Situbondo ini malu, apalagi saat ini sudah viral dimata luar aib nama Situbondo saat bulan Ramadan masih ada areal prostitusi yang melayani lelaki hidung belang. Padahal setelah kami cek bersama, ternyata mereka sejak bulan Ramadan semuanya sudah pulang ke kampungnya masing-masing," bebernya. 

Ia mempersilahkan masyarakat yang ada di sekitar lokalisasi, namun ingin usaha seperti laundry atau usaha lainnya, asalkan sesuai dengan aturan agama dan undang-undang. 

"Atau buka usaha tempat hiburan malam dengan syarat menjaga ketertiban dan tidak menyiapkan PSK, asalkan ijinnya itu lengkap dan pemerintah daerah mengijinkan, silahkan, tetapi kalau Pemkab tidak mengijinkan jangan dibuka, ya jangan dibuka," tambahnya. 

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Situbondo, H. Tolak Atin, menambahkan, apa yang sudah disepakati bersama berkaitan dengan PSK yang sudah pulang dan tidak diperbolehkan kembali ke GS ini, bisa segera ditindaklanjuti bersama.

Ia mengatakan, jangan sampai ada PSK kembali di lokasi dan menjadikan GS sebagai alasan pembenar untuk melakukan sesuatu ketidaknyamanan. 

"Jadi Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum apabila kalau tidak diri kita sendiri yang merubahnya. Makanya kalau Situbondo ini ingin berubah khususnya di lokasi GS supaya tidak dijadikan pekerja seks komersial. Ya kita harus sepakati dan Alhamdulillah sudah ada komitment dan sudah disepakati agar tempat yang sudah kosong dari sarang nyamuk dan penyakit ini, benar benar ditutup untuk pekerja PSK," ujarnya. 

Kata H. Tolak Atin, lokasi GS ini setelah ditutup dan berubah, kita pastikan jangka panjangnya untuk masa depan masyarakat yang ada di lokasi GS dan sekitarnya ini, agar bisa lebih sejahtera.

"Konsep pemerintah daerah seperti apa, kita tunggu. Jangan ragu dengan kebesaran Allah SWT, apabila kita mau berusaha dan bekerja keras serta berdoa, Allah akan memberikan jalan yang terbaik untuk kita semuanya, yakinlah itu. Tetapi kalau masyarakat disini tidak mau berubah, kasihan nama Situbondo ini hanya dirusak dengan adanya pekerja prostitusi yang ada ini," tandasnya. 

Oleh karena itu, setelah lokasi GS ini ditutup, pihaknya berharap kepada pemerintah kabupaten Situbondo untuk memberikan jalan keluar yang lebih baik terhadap nasib PSK tersebut. 

"Jangan sampai di tinggal begitu saja, tetapi Pemerintah Daerah juga ikut hadir terhadap nasib mereka," pungkas H. Tolak Atin. 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Syamsuri
Editor : Satria Galih Saputra

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV