SUARA INDONESIA

Penyakit LSD Mencemaskan Peternak di Tuban

Irqam - 04 May 2023 | 21:05 - Dibaca 1.44k kali
Peristiwa Daerah Penyakit LSD Mencemaskan Peternak di Tuban
Hewan ternak sapi milik peternak asal Desa Gaji, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, terpapar penyakit kulit berbenjol atau lumpy skin diseases (LSD), (Foto: Istimewa/suaraindonesia.co.id).

TUBAN - Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, begitulah nasib peternak kecil di Kabupaten Tuban. Setelah penyakit mulut dan kuku merajalela, kini penyakit kulit berbenjol atau lumpy skin diseases (LSD) mencemaskan peternak.

Di Kecamatan Kerek, misalnya, puluhan hewan ternak sapi terpapar penyakit LSD yang tersebar di beberapa desa. Bahkan, data yang dihimpun sudah ada 20 ekor sapi di Desa Gaji dan 5 ekor sapi di Desa Kedungrejo mati akibat penyakit tersebut.

Peternak menilai bahwa situasi saat ini sudah menunjukkan sinyal bahaya dan sangat membutuhkan perhatian serius dari pemerintah setempat. Jika kondisi ini dibiarkan, akan membuat hidup peternak jauh dari kata sejahtera.

Arif, peternak asal Desa Gaji mengatakan, sapi jenis limosin yang dibelinya dengan harga 13,5 juta terpapar penyakit LSD dan mengalami luka benjolan di sekujur tubuh. Selain itu, di bagian perut terlihat bengkak cukup parah.

Sapi berusia satu tahun tersebut sudah 13 hari terpapar penyakit. Sementara, satu hari terakhir diketahui sapi sudah tidak mampu berdiri lagi. "Sapi saya sakit sudah 13 hari dan tidak bisa berdiri kemarin siang," kata Arif kepada awak media pada Rabu (4/5/2023).

Arif yang mempunyai tiga hewan ternak sapi ini menyebut, berbagai upaya telah dilakukan, mulai memanggil dokter hewan dan mencoba obat herbal. Tapi usaha itu hingga kini tak membuahkan hasil.

Atas kondisi itu, Arif mengaku cemas dan resah. Pasalnya, menjelang Hari Raya Idul Adha seharusnya harga sapi naik. Namun sejak merebaknya penyakit LSD, harga sapi justru turun drastis di pasaran.

"Sudah dua kali saya panggilkan dokter hewan. Sudah dicoba herbal dan disuntik semuanya dicoba tapi masih sekarat. Bisa makan minum tapi disuapin," ungkapnya.

Peternak lainnya dari Desa Kedungrejo, Sumari menuturkan bahwa sapi miliknya juga terjangkit penyakit LSD. Namun, saat ini kondisinya sudah berangsur sembuh. Ia pun sempat khawatir, karena sapi menjadi kurus dan bagian tubuh timbul benjolan hingga pembengkakan. 

"Sekarang sudah agak sembuh. Saya obati racikan herbal dari mulut ke mulut," ujarnya.

Sumari berharap pemerintah setempat memberikan solusi. Selain itu juga segera mengeluarkan kebijakan yang berpihak kepada peternak kecil, seperti vaksinasi untuk mencegah penyebaran.

"Disini, sudah ada lima sapi yang mati. Harapan saya harga sapi bisa mahal dan ada upaya dari pemerintah," tandasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Irqam
Editor : Lutfi Hidayat

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya