SUARA INDONESIA - Salah satu strategi jitu yang dilakukan Rusia saat menghadapi saksi barat adalah mengalihkan eksport minyaknya ke China.
Menurut data bea cukai yang dirilis Senin (20/06/2022) grafik impor China semakin meningkat.
Keadaan itu membuat Rusia semakin gagah dan tidak ada efek dari sanksi Amerika dan sekutunya.
Dengan begitu, Rusia bisa mengimbangi kerugian yang dialami karena barat menghentikan pembelian minyak karena invasi ke Ukraina.
Bukan tanpa alasan, China yang merupakan negara perekonomian kedua di dunia sangat mampu membeli minyak 8,42 ton minyak dari Rusia.
Mengingat industri perusahaan raksasa di Beijing masih sangat bergantung pada minyak dunia.
Apalagi, China terang-terangan menolak secara terbuka untuk mengutuk Rusia terkait perang dengan Ukraina.
Hal itu, merupakan isyarat, bahwa hubungan China Dan Rusia sangat dekat. Terutama terkait ekonomi dan militernya.
Sanksi Uni Eropa, dianggap tidak terlalu berdampak bagi penjualan minyak dan gas Rusia.
Karena cukup India, China dan beberapa negara Asia sudah bisa menutupi kerugian yang dialaminya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Aris Danu |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi