JEMBER - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Kabupaten Jember, Sugeng Prayitno minta masyarakat tidak menelan mentah-mentah informasi gempa.
Hal itu sebagai respon, atas banyaknya informasi yang muncul di media sosial tanpa verifikasi dan mengecek kebenarannya pasca gempa di pantai selatan.
Pria yang akrab disapa Supra ini memberi edukasi, bagaimana mengenali berita itu teruji atau tidak.
"Pertama, kita lihat dari mana sumber berita itu muncul. Kalau dari media massa baik online atau televisi, bisa dipastikan itu benar," paparnya menjelaskan, Selasa (06/12/2022) lewat sambungan selulernya.
Supra beralasan, jika informasi itu muncul di media massa, bisa dipastikan itu sudah melalui tahapan keredaksian.
"Karena melalui check kebenaran, masih disaring di editor dan diverifikasi oleh pemimpin redaksi. Pastinya bisa dipertanggungjawabkan," paparnya.
Jika sumber informasi itu bersumber dari media sosial, harus lebih teliti dan klarifikasi kebenarannya melalui dinas terkait.
"Ada BPBD atau dinas terkait. Harus berani bertanya dan mengklarifikasi benar atau tidak informasi itu," ujarnya.
Kata Supra, bukan tidak mungkin, era kecanggihan teknologi, semua bisa dibuat-buat.
"Bisa saja video daerah lain diedit, seolah-olah kejadiannya hari ini. Atau, tidak jelas dari mana sumbernya. Lebih baik abaikan saja," pintanya.
Maka dari itu, dirinya meminta pengguna masyarakat untuk lebih bijak bermedia sosial.
"Jika informasi itu belum jelas sumber dan kebenarannya, stop jangan disebar dan tidak berkomentar provokasi. Agar tidak menimbulkan kepanikan," pintanya.
Diberitakan sebelumnya, hari ini mengalami gempa 6,2 magnitudo. Meski begitu, fenomena alam itu tidak berpotensi tsunami.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Imam Hairon |
| Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi