SUARA INDONESIA, MOJOKERTO - Tradisi perang sarung, yang biasanya dipandang sebagai ajang kebersamaan dalam menyambut bulan suci Ramadhan, kini menjadi sumber keresahan bagi warga Kota Mojokerto. Polisi berhasil mengamankan puluhan remaja yang hendak terlibat dalam perang sarung, sebuah kegiatan yang berpotensi mengganggu ketertiban masyarakat.
Menyikapi kondisi tersebut, Wakapolres KOMPOL Supriyono S.Sos., M.H., menjelaskan bahwa Polres Mojokerto Kota sedang melakukan patroli cipta kondisi secara intensif selama bulan Ramadhan. Patroli ini dilakukan untuk merespon keluhan masyarakat terkait aktivitas negatif seperti balap liar, tawuran, dan penggunaan petasan, terutama setelah sholat tarawih hingga sahur.
"Awalnya, kami mendapat informasi dari media sosial berupa flyer yang berisi ajakan untuk melakukan perang sarung setelah sahur," ungkap KOMPOL Supriyono.
Dalam patroli pada Kamis (14/03/2024) pagi, regu patroli yang dipimpin oleh KBO Satreskrim IPTU Yuda Julianto, SH, berhasil menemukan sekelompok remaja yang hendak menggelar perang sarung di sekitar Lapangan Desa Ketidur. Para pelaku kemudian diamankan dan dibawa ke Mako Polres Mojokerto Kota untuk diberikan pembinaan.
Menurut Kasat Samapta AKP Anang Leo Afera S.H., jumlah pelaku yang diamankan mencapai 28 remaja, terdiri dari berbagai tingkatan pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, hingga lulusan SMA.
"Mereka tidak hanya membawa sarung yang diisi dengan batu, tetapi juga sejumlah sepeda motor yang tidak sesuai dengan standar teknis," terangnya.
Keterangan dari pihak berwenang juga mengungkapkan bahwa perang sarung ini telah direncanakan sebelumnya. "Beberapa remaja bahkan diposisikan di beberapa titik untuk memantau keberadaan polisi yang sedang melakukan patroli," bebernya.
Selanjutnya, orang tua para pelaku, pihak sekolah, dan pemerintah Kota Mojokerto diundang untuk memberikan pembinaan bersama kepada para remaja ini. Upaya ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menjaga ketertiban dan menghormati tradisi dengan cara yang aman dan bertanggung jawab.
Keresahan masyarakat di Kota Mojokerto terhadap perang sarung yang berujung pada tindakan kekerasan ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan nilai-nilai kebersamaan dan keamanan dalam merayakan bulan suci Ramadhan. Semoga dengan langkah-langkah pembinaan yang diambil, kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Mohamad Alawi |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi