SUARA INDONESIA, BANJARNEGARA- Sebuah video pencurian kotak amal yang terekam kamera CCTV baru-baru ini, viral di media sosial. Aksi pelaku pun membuat geram warganet, karena saat memasuki sebuah masjid tanpa melepas alas kaki.
Dalam video berdurasi 45 detik yang di unggah oleh @Banjarnegaraterkini ini telah mendapat tiga ribu respons dari warganet, tampak seorang pelaku dengan mengenakan helm dan penutup muka memasuki masjid tanpa melepas sepatunya.
Pelaku dengan cepat mencongkel gembok kotak amal yang terbuat dari kayu, serta menguras isi kotak amal yang ada di dalam Masjid Al-Ikhlas di Desa Petambakan, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Aksi tersebut menimbulkan kemarahan warganet yang merasa tindakan itu sangat tidak menghormati tempat ibadah. Kejadian ini mengundang banyak komentar negatif dari pengguna media sosial.
@Fatumahweding mengatakan, "Astaghfirullah sepatu masuk masjid, mencuri lagi, Mase maseeee seh enom ka Yo, Rep nemoni apa kue," katanya dalam komentarnya.
@Frzymee juga mengatakan," ora umum, apa ws bundet banget uripe nganti kotak amal dibobol, wis benar-benar ora mikir dosane kotak amal kau curi," umpatnya.
Takmir Masjid Al-Ikhlas Desa Petambakan sekaligus perangkat Desa Petambakan, Khoiruman, membenarkan peristiwa pencurian kotak amal di wilayahnya. Menurutnya peristiwa ini terjadi pada Sabtu (10/8/2024) dini hari.
"Berdasarkan rekaman CCTV kejadian pencurian kotak amal di masjid Al-Ikhlas ini terjadi pada Sabtu kemarin sekira pukul 02:00 dini hari," ungkapnya kepada wartawan, Sabtu (10/8/2024) malam.
Khoituman menambahkan hingga saat ini di masjid Al-Ikhlas di Desa Petambakan telah terjadi pencurian kotak amal sebanyak 7 kali kejadian pencurian kotak amal.
"Pencurian sudah sebanyak tujuh kali, lima kali di dalam masjid dan dua kali di luar masjid, akhirnya kami pasang kamera pengawas namun ternyata pelaku masih nekat juga, sementara untuk kotak amal di luar masjid sudah kami dengan besi," katanya.(*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Iwan Setiawan |
| Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi