GRESIK - Viralnya video sebuah jenazah dalam keranda yang dihanyutkan diatas ban bekas di anak Sungai Kali Lamong menyita banyak perhatian.
Warga terpaksa menghanyutkan jenazah Nenek Kasti (71), di Kali Lamong untuk pemakaman di makam dusun yang letaknnya di seberang anak Kali Lamong, lantaran di anak Kali Lamong di dusun tersebut sudah puluhan tahun tak dibangun jembatan oleh pemerintah.
Hal serupa pernah terjadi pada tahun 2019 lalu. juga terjadi kasus serupa. Jenazah Mbah Sayu, warga setempat juga terpaksa dihanyutkan warga dengan ban bekas untuk pemakaman. Kasus itu pun viral waktu itu.
Cabup Gresik nomor urut 02 Fandi Akhmad Yani mengaku prihatin saat melihat video viral itu. Mantan Ketua DPRD Gresik ini juga sangat menyayangkan sikap pemerintah yang dinilainya bertahun-tahun tak serius menyelesaikan permintaan warga Gorekan Lor untuk pembuatan jembatan dan penanganan banjir Kali Lamong.
"Pemerintah selama ini kurang serius dalam menangani masalah banjir Kali Lamong, sehingga warga sekitar Kali Lamong setiap tahunnya selalu kebanjiran," katanya.
Oleh sebab itu, dirinya dan Aminatun Habibah atau Bu Min telah menyiapkan program untuk pemerataan pembangunan terutama di tingkat dusun. Melalui program Gresik Maju, Pintar dan Aman (Mapan).
Gus Yani-Bu Min (Niat) menyiapkan Gresik Bangun Dusun, program bantuan keuangan khusus Rp. 100 juta untuk pembangunan infrastruktur dusun.
"Dengan program itu nantinya warga Dusun Gorekan Lor, Desa Cermenlerek, Kecamatan Kedamean bisa memiliki jembatan penyebrangan. Sehingga tidak ada lagi jenazah yang dihanyutkan Kali Lamong. Ini sangat rawan kalau arusnya deras malah mengancam keselamatan warga yang lain," jelasnya.
Menurut Gus Yani sapaan akrabnya, kasus pemakaman jenazah warga yang harus dihanyutkan ke anak Kali Lamong adalah potret lemahnya pemerintah dalam menangani banjir tahunan setiap musim hujan tiba.
"Banjir luapan Kali Lamong yang telah terjadi berpuluh-puluh tahun sampai sekarang belum ada penanganan konkrit. Akibatnya, setiap Kali Lamong meluap kerugian yang diderita warga sangat besar mulai pertanian gagal panen, rumah, korban nyawa, dan harta benda, termasuk fasilitas pemerintah," bebernya.
Padahal, tambah Gus Yani kalau seandainya pemerintah sebelumnya serius mennagani masalah banjir Kali Lamong, maka 10 tahun sudah bisa teratasi. "lima tahun pertama untuk pembebasan lahan dan lima tahun kedua untuk normalisasi," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Syaifuddin Anam |
Editor | : |
Komentar & Reaksi