SUARA INDONESIA

Reses DPRD Bondowoso, H. Tohari Ajak Masyarakat Selamatkan Ternak dari PMK

Bahrullah - 02 June 2022 | 09:06 - Dibaca 1.63k kali
Politik Reses DPRD Bondowoso, H. Tohari Ajak Masyarakat Selamatkan Ternak dari PMK
H. Tohari Ketua Fraksi PKB Bondowoso saat memberikan pemapara tentang PMK (Foto: BAHRULLAH/Suaraindonesia)

BONDOWOSO - Maraknya penyakit pada hewan ternak sapi direspon cepat oleh H. Tohari Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bondowoso.

Lewat acara Reses DPRD H. Tohari mengajak masyarakat untuk menyelamatkan ternak dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.

Di dalam acara tersebut Ketua Fraksi PKB itu juga mendatangkan dokter spesialis hewan drh Cendy Herdiawan memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat terkait dengan PMK.

" Acara Reses yang kami laksanakan tidak mengurangi isi dan substansi reses pada umumnya. Namun karena saat ini marak PKM, maka kami isi dengan sosialisasi dan penyuluhan bagaimana mencegah dan menanggulangi kasus penyakit tersebut, agar hewan ternak masyarakat terselamatkan dari PMK," kata H. Tohar pada media, Rabu (1/5/2022).

Tohari mengatakan, melalui drh. Cendy Herdiawan masyarakat diberikan pemahaman terkait dengan tanda-tanda dan ciri-ciri hewan ternak sapi yang terkenal PMK.

" Masyarakat juga diajari bagaimana cara penanggulangannya dan mengantisipasi penularan PMK," imbuhnya.

Tohari menyatakan, fraksi PKB menilai terkait penanganan PMK, sampai saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso masih belum maksimal, bahkan keseriusan pemerintah dalam menanggulangi PMK masih patut dipertanyakan.

Padahal, lanjut Tohari, sapi yang tertular saat ini sudah mencapai 55 kasus, sementara langkah nyata yang dilakukan pemerintah masih belum terlihat.

" Kalau kasus ini tidak ada penanganan yang serius, maka tidak menutup kemungkinan ini akan semakin bertambah. Seharusnya sejak dini harus dilakukan antisipasi seperti penyemprotan sterilisasi kandang sapi ," imbuhnya.

Seharusnya, kata Tohari, apabila ada sapi yang terjangkit segera dilakukan pengobatan. Namun karena anggarannya belum disiapkan oleh pemerintah, maka peternak terpaksa harus berbiaya sendiri.

" Akibat PMK itu berdampak terhadap harga sapi dipasaran. Bayangkan kerugian pedagang setiap 1 Ekor sapi turun dari harga Rp. 1 juta sampai Rp.4 juta," ungkapnya.

Tohari mengajak pada masyarakat untuk bersama-sama mencegah penularan PMK, baik dengan cara melakukan penyemprotan desinfektan secara mandiri di kandang sapi dan selalu menjaga kebersihan kandang.

" Ayo bersama kita bergerak menyelamatkan ternak kita dari PMK," tutupnya.

Sementara, Kabid Kesehatan Hewan pada Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bondowoso drh Cendy Herdiawan menuturkan, bahwa daging sapi yang terjangkit PMK bisa dikonsumsi.

“ Dagingnya tidak masalah untuk dikonsumsi. Penularan virus juga tidak bisa ke manusia,” bebernya.

Sosialisasi ini, kata Cendy, bakal terus digencarkan agar masyarakat menyadari segala sesuatu tentang PMK.

“Di Kabupaten Bondowoso ini banyak peternak dan pedagang sapi,” ucapnya.

Ia mendorong agar pelaku usaha sapi aktif memeriksakan hewan ternaknya.

“Jika sapi masyarakat terindikasi terjangkit PMK, segera laporkan pada petugas agar ditangani dan diobati,” tutupnya***

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Bahrullah
Editor : Lutfi Hidayat

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV