SAMARINDA - Anggota DPRD Kalimantan Timur, Harun Ar Rasyid mengatakan tidak tepat melarang buka bersama, karena alasan pemborosan.
"Bukber kan tidak harus mewah, bisa dengan menu yang sederhana, ini yang seharusnya dihimbau. Jadi sederhana dalam bukber, bukan melarang bukber, berlebihan menurut saya," ungkap legislator PKS ini, Minggu (26/3/2023).
Memberi buka itu termasuk ibadah, seperti sabda Rasulullah dalam hadist yang diriwayatkan At Turmudzi.
مَنْ فَطَّرَ صَائمًا، كانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أجْر الصَّائمِ شيءٍ.
(رواه الترمذي وقالَ: حديثٌ حسنٌ
صحيحٌ)
"Siapa yang memberi buka orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala puasa orang yang diberi buka (Hadits hasan shahi riwayat Tirmidzi)," ucapnya seraya menyampaikan hadist Nabi.
Lebih lanjut menurutnya, Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu sesuai dengan konstitusi pasal 29 ayat 2.
Menurut pria kelahiran Gowa, 21 November 1962 ini dalam bukber justru ada silaturrahim dan juga bisa mengundang ustadz yang bisa memberikan tausiyah, misalnya tentang kesederhanaan dalam bukber dan dalil-dalilnya.
Pasal 3 UU Nomor 20 tatun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan memiliki budi pekerti yang luhur.
"Bukber justru bisa jadi media untuk mewujudkan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan," terangnya.
"Dalam bukber ada nilai-nilai keimanan, karena melaksanakan hadits Nabi SAW, ada silaturrahim dan tausiyah, yang kesemuanya itu bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak yg mulia," imbuhnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Mohamad Alawi |
| Editor | : Lukman Hadi |
Komentar & Reaksi