SUARA INDONESIA

Dedikasikan Adipati Gagak Handoko, Pemdes Loano Bangun Gedung Pustaka

Widiarto - 21 August 2021 | 16:08 - Dibaca 6.31k kali
Sejarah Dedikasikan Adipati Gagak Handoko, Pemdes Loano Bangun Gedung Pustaka
Gedung Pustaka yang dibangun dan diresmikan oleh Pemdes Loano untuk mendesikasikan Musium Adipati Gagak Handoko. (Istimewa)

PURWOREJO - Pemerintah Desa Loano, Kecamatan Loano, Purworejo, Jawa Tengah, mengembangkan kawasan wisata religi dan budaya Desa Loano dengan membangun gedung Pustaka Loano.

Gedung itu dibangun di Dusun Turusan Desa Loano, yaitu untuk didedikasikan sebagai museum Gagak Handoko yang menjadi Adipati terakhir di Kadipaten Loano dan menjadi icon Desa Loano.

Gedung yang dibangun dengan anggaran bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah senilai Rp 100 juta pada tahun 2019 dan anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Loano tahun 2020 sebesar Rp 60 juta telah selesai dan diresmikan.

Peresmian ditandai dengan pembukaan prasasti dan pemukulan gong oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo, yang diwakili oleh Kabid Kebudayaan, Agung Pranoto, pada Sabtu (21/8/2021).

Dalam peresmian itu juga dilakukan tradisi jamasan pusaka terhadap sejumlah pusaka peninggalan Adipati Gagak Handoko dan keluarga serta milik masyarakat sekitar.

Sekretaris Desa Loano dan pegiat budaya dan sejarah Desa Loano,  Erwan Wilodilogo mengatakan, peresmian gedung pustaka Loano dilakukan untuk mendedikasikan sebagai museum Gagak Handoko, yaitu sebagai Adipati terakhir Loano.

"Ini sebagai pelestarian kebudayaan jawa utamanya peninggalan Kadipaten Loano, dimana dulunya Kadipaten Loano itu merupakan ibukota Bagelen dengan dibuktikanya secara otentik yaitu bekas Keraton Loano kemudian ada masjid kuno peninggalan Sunan Geseng dan disitu ada landscape peta kuno, itu kalau menurut Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah," jelas Erwan Saat ditemui usai peresmian.

Disampaikan, museum itu difungsikan untuk menyimpan benda-benda pusaka Adipati Gagak Handoko dan keris-keris yang dimiliki oleh keluarga-keluarga yang masih ada keturunan dengan Kadipaten Loano.

"Jumlahnya pisakanya ada sekitar 100. Jenisnya ada tombak, keris, dan beberapa senjata tajam lainya, lalu nanti akan ada pecahan-pecahan keramik yang merupakan penanda jaman yang kita ketemukan di daerah Pager Boto atau bekas Keraton Loano," bebernya.

Erwan berharap ke depan museum itu bisa menjadi salah satu ikon budaya di Kabupaten Purworejo yaitu dengan mengaktualisasi kebudayaan Bagelen dan Loano ini di museum itu.

"Ke depan kita juga akan memberikan edukasi kepada generasi muda bahwa ini lho jati diri kita, maka kita pemerintah Desa Loano mengaktualisasi dengan membangun museum pusaka yang kita dedikasikan untuk Adipati Gagak Handoko yang menjadi adipati terakhir Kadipaten Loano," harapnya.

Musium itu nantinya bisa dikunjungi untuk umum namun dengan regulasi peraturan desa.

"Nanti ada pegiat dari Pokdarwis yang bisa dihubungi namun untuk sementara musium ini masih dikelola oleh pihak keluarga keturunan Adipati Gagak Handoko," ujarnya.

Sementara itu, Kabid Kebudayaan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo, Agung pranoto, mengatakan, dinas mengapreasiasi atas pembangunan gedung Pustaka Loano atau musium Adipati Gagak Handoko itu.

Tak hanya di desa Loano, Agung berharap di Desa lain yang memiliki sejarah juga bisa membangun destinasi yang sama agar bisa menjadi literasi dan nilai sejarah bagi generasi selanjutnya.

"Sejarah yang paling kuat yang bisa diangkat dan mengangkat adalah masyarakat setempat, jadi harapan kami masyarakat ditempat lain selain Loano juga bisa membuat serupa mengangkat sejarah-sejarahnya, mengali apa yang telah dilakukan oleh sesepuhnya, sehingga menjadi penyemangat untuk membangun desanya dimasa yang akan datang," pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Widiarto
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya