SUARA INDONESIA

Berkunjung ke Ngawi, Novita Ceritakan Keberhasilan PKK di Trenggalek

Rudi Yuni - 01 November 2023 | 12:11 - Dibaca 820 kali
Advertorial Berkunjung ke Ngawi, Novita Ceritakan Keberhasilan PKK di Trenggalek
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek Novita Hardini saat menyampaikan sambutan dalam rangka kunjungan kerja di Ngawi. (Foto: Rudi/Suaraindonesia.co.id)

TRENGGALEK, Suaraindonesia.co.id- Tidak ingin pergerakan PKK hanya di pandang sebelah mata, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek Novita Hardini melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Ngawi, Selasa (31/10/2023).

Kedatangannya, disambut langsung Ketua TP PKK Ngawi Ana Ony Anwar beserta jajaran, Master Of Economic UIN SATU dalam rangka merajut tali silaturahmi lebih erat  dengan koleganya sesama daerah di Jawa Timur.

"Kami datang di sambut baik sekali, dan kami selaku Founders UPRINTIS Indonesia itu tidak segan berbagi kisah suksesnya selama menjabat di Trenggalek," ucap Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek Novita Hardini.

Disampaikan Novita, memang kadang orang menganggap PKK ini sebelah mata, namun bila dikaji mendalam PKK memiliki peran yang sangat luar biasa. Ia menyebut, PKK di Trenggalek telah menginisiasi lahirnya Sekolah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan Lainnya atau yang biasa disebut Sepeda Keren.

"Bukan sepeda yang dihias kereta atau sepeda mahal kelihatan keren, sepeda keren ini adalah sekolah vokasi dimana ditujukan untuk meningkatkan kapasitas perempuan atau kelompok rentan bisa lebih berdaya di keluarganya," ujarnya.

"Diinisiasi langsung oleh Ketua Tim Penggerak PKK, bahkan sepeda Keren sempat dinobatkan menjadi inovasi terbaik dalam Kompetensi Inivasi Publik (Kovablik) Jawa Timur," tandasnya.

Tidak sekedar keren-kerenan saja, Novita menjelaskan sepeda Keren di Trenggalek bahkan juga melahirkan Musrena Keren, Musyawarah Perencanaan Perempuan, Anak dan Kelompok Rentan pertama dan satu-satunya di tanah air.

Dimana melalui Musrena Keren ini, perempuan dan kelompok rentan diberikan ruang untuk bisa berpartisipasi dalam pembangunan. "Trenggalek punya Musrena Keren (Musyawarah Perencanaan Perempuan , Anak dan Kelompok Rentan)," ungkapnya.

"Ini menjadi salah satu ikonnya Trenggalek yang lahir dari PKK nya Trenggalek, sebelumnya perempuan itu datang untuk diundang di dalam Musrenbang untuk mendengarkan saja," imbuhnya.

Sebelumnya, hampir semua didominasi  oleh laki-laki. "Untuk itu saya berpikir kenapa sebelum dilaksanakan Musrenbang kita melaksanakan Musrena Keren," kata Novita.

Dengan begitu perempuan, anak, difabel di setiap desa bisa ikut berpartisipasi usul dalam penyusunan perencanaan pembangunan. "Kelompok rentan ini diberikan ruang dan ini memberikan dampak yang cukup signifikan untuk kami di Kabupaten Trenggalek," tuturnya.

Kata penggiat perempuan dan UMKM itu Trenggalek sedikit spesial. Saat masuk ke Trenggalek angka kemiskinan di Trenggalek 10 besar tertinggi di Jawa Timur. Oleh karena itu dirinya bagaimana Tim Penggerak PKK bisa menyasar gerakan gerakan mikro ke bawah untuk menekan angka kemiskinan.

"Sedangkan didalamnya kemiskinan itu ada  kelompok rentan seperti perempuan yang tidak dapat akses pendidikan, anak yang tidak dapat akses pendidikan sampai dengan mereka yang tergolong difabel," paparnya.

Menurut Novita ditambah kemiskinan ekstrem juga menjadi salah satu fokus Pemerintah Kabupaten Trenggalek, selain stunting. Sebagai mitra kerja pemerintah daerah Ketua PKK Trenggalek kembali menginisiasi Program Dapur Cinta yang merupakan pengembangan dari Program Sareng Masak Bersama Bu Novita (SMS Bu Novita).

"Melalui dapur cinta kita mengirim makanan setiap hari sekitar jam makan siang. Ini kita menggerakkan para kader untuk menyasar kelompok itu. Yang terbaru akn kita launching Bulan November kita bekerjasama dengan warung-warung menyediakan makanan kemudian kita distribusikan kepada mereka," jelasmya.

Peran lain PKK Trenggalek saat ini, yang sangat signifikan yaitu bagaimana PKK ikut berperan aktif dalam upaya mencegah perkawinan anak. Alasan mencegah perkawinan anak selain rahim anak belum siap melahirkan, perkawinan anak diyakini akan menciptakan kemiskinan baru.

"Kenapa begitu, karena secara psikologis mereka belum siap, ekonomi juga belum matang sehingga kuat dugaan nantinya akan menjagi beban baru bagi orang tua mereka," terang Novita.

Novita juga telah membangun komitmen semua lini di setiap desa melalui Dasawisma untuk mencegah perkawinan anak. Tahun 2022 sampai 2024 stop perkawinan anak menjadi program utama dan masih menjadi prioritas untuk kami tekan. Dari semua desa angka perkawinan anak ini berhasil turun signifikan dari 14 persen turun menjadi 2 persen sekian, turun sangat banyak..

"PKK ini tidak terlihat tapi tugasnya sangat berat sampai banyak dinas yakin bahwasanya tidak berhasil tanpa melibatkan PKK. Tahun 2023 semester I perkawinan anak kita tinggal 2,1 persen. Ini semester I belum diperhitungkan dengan semester II," tutup Novita. (Adv)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Rudi Yuni
Editor : Satria Galih Saputra

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV