SUARA INDONESIA

Tanamkan Nilai Pancasila, Bakesbangpol Situbondo Bagikan Jutaan Bendera Merah Putih ke Masyarakat

Syamsuri - 30 August 2024 | 09:08 - Dibaca 1.61k kali
Advertorial Tanamkan Nilai Pancasila, Bakesbangpol Situbondo Bagikan Jutaan Bendera Merah Putih ke Masyarakat
Beberapa siswa didampingi sejumlah pejabat Bakesbangpol Situbondo saat ikut mengibarkan Bendera Merah Putih. (Foto: Istimewa)

SUARA INDONESIA, SITUBONDO - Dalam rangka mensukseskan Gerakan Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih kepada masyarakat, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Situbondo membagikan bendera merah putih di wilayah Desa Sliwung, Kecamatan panji, Kecamatan Kendit dan CFD, Kamis (29/8/2024).

Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari, pada pertengahan bulan Agustus 2024, merupakan tindaklanjut sosialisasi berkaitan dengan penanaman nilai-nilai Pancasila dan wujud cinta tanah air.

"Ini merupakan salah satu upaya Pemkab Situbondo untuk mempersatukan masyarakat  melalui salah satu identitas, simbol, dan alat pemersatu masyarakat yang ada di Situbondo yaitu melalui pembagian bendera merah putih secara gratis, "ungkap Kabid Ideologi Kebangsaan Bakesbangpol Situbondo Adi Pratama.

Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Situbondo Buchari menambahkan, akselerasi penanaman nilai Pancasila dan patriotisme dapat dilihat dalam menyambut hari ulang tahun (HUT) Kemerdekaan RI tahun 2024 dengan pembagian bendera kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Situbondo.

Selain itu, kata dia juga bisa dilihat dari semaraknya pemasangan bendera merah putih dan umbul-umbul di setiap pelosok-pelosok di wilayah Kabupaten Situbondo.

"Jadi nilai-nilai Pancasila merupakan suatu hal yang sangat penting kita tanamkan kepada masyarakat dan pelajar, karena nilai-nilai Pancasila sendiri saat ini sudah mulai luntur di kalangan masyarakat dan para pelajar," ujarnya

Adapun indikasinya dibuktikan mulai berkurangnya pengetahuan dan pengamalan pancasila pada para siswa, antaralain masih ditemukannya masyarakat dan siswa yang tidak hafal dengan sila-sila Pancasila.

"Masih kurangnya rasa persatuan dan kesatuan, serta berkurangnya sikap cinta tanah air dan semakin maraknya masyarakat dan pelajar yang bangga terhadap budaya luar yang mengakibatkan kurang tertarik untuk melestarikan budaya Indonesia," jelasnya.

"Jadi hiruk pikuk dan kegaduhan yang terjadi dewasa ini harusnya justru semakin menggugah setiap komponen bangsa untuk menyadari betapa pentingnya implementasi dan revitalisasi nilai-nilai Pancasila," tandasnya.

Buchari menyampaikan, dengan dasar Pancasila, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kokoh, kuat, mandiri dan disegani. "Pancasila juga menjadikan bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke tetap bersatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia," ungkapnya.

Lebih lanjut, Buchari mengungkapkan, bahwa terjadinya konflik, pertentangan dan gesekan antar kelompok masyarakat yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa yang mengakibatkan disharmoni banyak ditentukan oleh kurangnya pemahaman dan aplikasi terhadap nilai-nilai Pancasila.

"Oleh karena itu, kita sebagai bangsa Indonesia harus menjadikan Pancasila sebagai falsafah dalam berbangsa dan bernegara. Jika tidak, bangsa Indonesia akan kehilangan roh, sehingga masyarakat akan mudah disusupi oleh ideologi atau faham-faham asing yang belum tentu sesuai dengan budaya bangsa Indonesia," ujarnya.

Untuk itu, berangkat dari keprihatinan dan kesadaran bahwa sejak reformasi bergulir, lanjut Buchari nilai-nilai Pancasila telah
mengendur. "Pancasila tidak lagi dijadikan sebagai acuan dalam bertindak, bersikap, dan bertingkah laku maupun dalam menentukan dan menyusun tata aturan hidup berbangsa dan bernegara," katanya.

“Kita kehilangan arah atau “way of life”, padahal sesungguhnya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila digali dari kultur bangsa Indonesia sendiri," pungkas Buchari. (Adv)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Syamsuri
Editor : Satria Galih Saputra

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya