SUARA INDONESIA

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Banyuwangi Meningkat Sepanjang 2010-2019

Muhammad Nurul Yaqin - 18 November 2020 | 16:11 - Dibaca 5.14k kali
Ekbis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Banyuwangi Meningkat Sepanjang 2010-2019
Kasi Analisis Statistik BPS Banyuwangi, Sukamto, saat memberikan keterangan, Rabu (18/11/2020).

BANYUWANGI- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mengalami peningkatan selama 10 tahun terakhir, mulai tahun 2010 hingga 2019.

Kasi Analisis Statistik BPS Banyuwangi, Sukamto, memaparkan, IPM Banyuwangi pada tahun 2010 berada di angka 64,54, tahun 2011 meningkat menjadi 65,48, tahun 2012 pada angka 66,12, tahun 2013 di angka 66,74, tahun 2014 meningkat pada 67,31.

"Kemudian tahun 2015 dengan angka 68,08, tahun 2016 meningkat menjadi 69,00, tahun 2017 pada angka 69,64, tahun 2018 di angka 70,06, dan terakhir pada tahun 2019 kembali meningkat pada angka 70,60," bebernya kepada Suara Indonesia, Rabu (18/11/2020).

Sukamto menjelaskan, peningkatan ini dipengaruhi oleh tiga komponen, diantaranya kesehatan, pendidikan dan daya beli. Akan tetapi peningkatan ini cenderung dipengaruhi daya beli penduduk Banyuwangi yang selalu meningkat dari tahun ke tahun.

"Untuk indeks pendidikan dan kesehatan memang ada kontribusinya. Namun IPM Banyuwangi terus naik cenderung disebabkan oleh daya beli," ucapnya.

Bahkan, kata dia, kemampuan daya beli Banyuwangi secara statistik berada di atas rata-rata Jawa Timur. Untuk mengetahui indeks daya beli ini, BPS Banyuwangi harus menghitung secara khusus.

"Dalam artian ada beberapa komoditas yang harus dihitung BPS dan pada daerah tertentu. Jadi Banyuwangi dihitung secara sendiri tetapi menggunakan daerah tertentu yang pola konsumsinya cenderung sama. Datanya diambil dari Banyuwangi, sehingga dengan asumsi yang bisa dipenuhi ketika menghitung indeks daya beli itu sudah bisa dimunculkan daya beli Banyuwangi," urainya.

Menurutnya, yang perlu diperhatikan agar IPM di Banyuwangi terus meningkat, selain indeks daya beli juga indeks pendidikan dan kesehatan.

"Yang perlu atau membutuhkan perhatian di pendidikan dan kesehatan. Karena angkanya kalau kita lihat masih dibawah rata-rata Jawa Timur," ujarnya.

Dia juga menyampaikan, sementara untuk IPM Banyuwangi tahun 2020, pihaknya masih menunggu dukungan data.

"Sebetulnya sudah dihitung, akan tetapi masih ada konfirmasi dukungan data. BPS masih menangkap upaya-upaya pemerintah daerah untuk mendorong pendidikan, itu programnya apa saja, biayanya berapa dan lainnya. Itu sedang dikaji oleh BPS," tukas Sukamto.

Pihaknya memprediksi IPM Banyuwangi di tahun 2020 akan mengalami perlambatan, karena dampak pandemi Covid-19.

Untuk diketahui, IPM merupakan salah satu indikator yang mencerminkan keberhasilan pembangunan kualitas hidup masyarakat. Sebab, IPM menjelaskan cara penduduk mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya . (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya