BANYUWANGI- Pedagang di Pasar Wit-Witan, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi mengeluhkan omzet yang semakin menurun.
Kondisi itu sudah dirasakan pedagang sejak pandemi Covid-19 melanda Banyuwangi. Diketahui Pasar Wit-witan merupakan pasar yang hanya buka setiap hari Minggu, mulai pukul 07.00 WIB hingga 11.00 WIB.
Salah satu pedagang, Indriya Nur Fatayati mengakui omzetnya terjun bebas hingga 60 persen semenjak wabah Covid-19.
Biasanya barang dagangan seperti martabak dan kentang goreng yang ia jual ludes dibeli, namun setelah pandemi melanda, semuanya berubah.
“Saya biasanya menyediakan 10 kotak kentang mentah itu habis terjual, tapi untuk saat ini, satu kotak saja bisa terjual habis itu sudah bersyukur,” curhatnya.
Tak hanya Indriya, para pedagang yang lain di pasar Wit-witan juga merasakan hal yang sama. Bahkan sebagian memilih untuk mogok berjualan.
Pasar yang menawarkan wisata hingga kuliner yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Alasmalang itu terjadi pada semua jenis usaha yang ada.
“Omzet saat pandemi sudah jauh berkurang, mas, Omzet parkir sebelum pandemi bisa 800 ribu, sekarang hanya dapat 300-400 ribu saja, begitu Juga dengan pedagang. Dari 40-an pedagang hanya mendapatkan omzet 450 ribu saja,” ucap Endang Listyowati, Ketua Bumdes Desa Alasmalang.
Berdasarkan data pihaknya, dari 78 pedagang, saat ini hanya tersisa 40 pedagang yang bertahan. Lainnya memilih tidak berjualan, khawatir merugi karena sepi pembeli.
“Mungkin karena sepi itu mas, dari pada dagangannya tidak terjual dan buang buang modal. Jadi mereka memilih libur sementara, mungkin seperti itu sambil menunggu ekonomi pulih lagi," terangnya.
Berdasarkan pantauan di Pasar Wit-witan pada Minggu (14/2/2021) pagi, banyak kursi kosong yang tidak ditempati pengunjung. Suasananya bisa dibilang hampir lengang, tak seperti sebelumnya yang ramai pengunjung. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : |
Komentar & Reaksi