SUARA INDONESIA

Olahan UMKM Songgon Banyuwangi Kian Digemari Konsumen Luar Daerah

Muhammad Nurul Yaqin - 14 March 2021 | 18:03 - Dibaca 3.10k kali
Ekbis Olahan UMKM Songgon Banyuwangi Kian Digemari Konsumen Luar Daerah
Tatik Sugiartidi (45), salah satu pelaku industri kue rumahan asal Desa Sragi, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, saat menunjukkan produk olahannya.

BANYUWANGI- Produk berbagai jenis kuliner hasil olahan masyarakat di Kecamatan Songgon, Banyuwangi, kian digemari oleh konsumen luar daerah. 

Terbukti meski pandemi Covid-19, para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kecamatan Songgon masih banyak melayani pesanan.

Seperti yang dirasakan Tatik Sugiartidi (45), salah satu pelaku industri kue rumahan asal Desa Sragi, Kecamatan Songgon.

Ia mengaku beragam kue olahannya, mulai dari kue kelemben khas Banyuwangi, kue bagiak, ladrang, kue kuping gajah dan berbagai olahan cemilan tradisional lainya, mampu tembus pasar luar daerah.

"Untuk saat ini memang beberapa produk pesanan, saya kirim ke luar banyuwangi sebagian juga luar Jawa,meskipun itu yang order dari teman-teman dan kerabat yang ada di sana meskipun masih skala terbatas," kata Tatik, Minggu (14/3/2021).

Tatik mengungkapkan rahasia produknya hingga laris diminati pelanggan. Pertama bahan baku yang murni tanpa ada pengawet kimia hingga mampu bertahan sampai dengan 6 bulan lamanya. Kemudian harganya yang ramah dikantong.

Untuk harga produk dengan berat 250 gram jajanan kering hanya dihargai Rp 5 ribu hingga Rp 25 ribu saja.

"Saya memang tidak mencampur bahan dengan pengawet apapun, untuk bisa tahan lama kuncinya hanya di teknik pengeringan dan cara pengemasannya. Selain itu harga bisa disesuaikan budget utamanya untuk sovenir hajatan, itu mungkin yang membuat konsumen tetap percaya dengan kami," imbuhnya.

Meskipun begitu kata Tatik omsetnya mengalami penurunan yang cukup drastis. Hampir 60% bila dibandingkan sebelum adanya pandemi Covid-19. Namun dirinya tetap berusaha kuat dan berupaya mengembangkan usahanya agar tetap eksis.

"Alhamdulillah usaha masih bisa bertahan di masa pandemi ini mas. Meski omset turun sampai 60% tapi minimal masih bisa produksi untuk menutup operasional usaha dan usaha saya masih bisa berjalan," ungkapnya.

Kedepan Tatik berharap, adanya perhatian dari pemerintah setempat untuk turut membantu mendampingi dan memasarkan produk UMKM di Kecamatan setempat.

Agar nantinya industri rumahan bisa menjangkau pasar yang lebih luas dan bisa bermanfaat bagi orang banyak. Khususnya dalam menciptakan peluang lapangan kerja.

"Saya dan teman teman usaha UMKM Songgon berharap secara berkelanjutan tetap ada perhatian dan bimbingan. Baik berupa pendampingan kualitas produk dan kuantitasnya, sehingga produk home industri seperti saya ini bisa berkembang serta bisa diterima di pasar lebih luas. Selain itu bisa membantu membuka lapangan kerja didesa," tandasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya