NGAWI - Rencana pemerintah melalui menteri perdagangan M Lutfi mengimpor beras 1 juta ton terus mendapatkan penolakan dari berbagai pihak. Tak hanya dari kalangan oposisi dan elite politik tingkat atas.
Di daerah, politikus asal Ngawi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Yowono Kartiko pun juga angkat bicara menolak tegas terkait impor beras yang merugikan para petani tersebut.
"Kebijakan menteri perdagangan untuk impor beras adalah kebijakan sesat, karena tidak berkoordinasi dengan para stakeholder industri pertanian khususnya daerah yang menjadi basis sentra produsen beras," ujar pria yang kerap disapa Mas King kepada awak media, Rabu (24/3/2021).
King menambahkan, pernyataan menteri perdagangan bahwa pemerintah akan mengimpor beras hanya menghamburkan devisa negara. Alasannya, dengan stok beras di dalam negeri dampak dari impor beras berimbas pada menurunnya harga gabah di tingkat petani.
"Impor beras membawa konsekwensi terhadap turunnya harga gabah di tingkat petani, disinsentif bagi petani untuk meningkatkan produktivitas padi, mengurangi cadangan devisa dan ketergantungan terhadap pangan luar negeri," ucapnya.
King menyarankan, agar pemerintah mengkaji ulang rencana impor beras. Di samping itu dirinya meminta kepada masyarakat untuk menanam tanaman diversifikasi beras guna kembali Indonesia menjadi pengekspor terbesar di dunia.
"Rencana impor beras ini wajib dikaji ulang, sehingga diharapkan pemerintah bisa mewujudkan kedaulatan pangan secara nasional. Tentu peran masyarakat dan para petani juga diperlukan, salah satunya menanam tanaman diversifikasi beras agar indonesia menjadi negara pengekspor beras terbesar," terangnya.
Lebih lanjut King menyarankan,"agar masyarakat juga mengurangi konsumsi beras dengan makanan pengganti. Sehingga ketika terjadi penurunan produksi beras akibat bencana, ketersediaan pangan masih terpenuhi," katanya.
"Jadi, kami dari Fraksi PDI Perjuangan Kabupaten Ngawi, menolak tegas impor beras," demikian dikatakan Yuwono Kartiko (King) yang juga mewakili Fraksi PDI Perjuangan.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Ari Hermawan |
Editor | : Ari Kurniawan |
Komentar & Reaksi