JAWA TIMUR - Provinsi Jawa Timur hari ini menjadi daerah penghasil beras nomor satu di Indonesia. Atas dasar tersebut Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Fraksi PDI Perjuangan Daniel Rohi mengapresiasi kinerja Dinas Pertanian dan meminta Pemprov untuk lebih memperhatikan petani terutama terkait pupuk, permainan harga komoditas tani, dan peningkatan penganggaran di APBD.
Hal tersebut ia sampaikan pada saat menjadi narasumber dalam acara 'Sudut Pandang' dengan tema "Jatim Tidak Butuh Impor Beras" yang disiarkan secara langsung oleh stasiun TV ternama di Jawa Timur, pada Selasa (30/3/2021) sore.
Menurutnya Pemerintah Provinsi Jawa Timur lebih baik fokus mengatasi persoalan kelangkaan pupuk bersubsidi yang tiap tahun selalu terjadi.
"Kalau saya turun ke daerah itu, petani selalu keluhan setiap tahun terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi dan lebih memprihatinkan lagi pupuk hilang dari peredaran dan itu sangat menyulitkan," jelas Daniel Rohi.
"Yang berurusan langsung dengan petani-kan pemerintah daerah kabupaten dan provinsi. Komitmen kita untuk menolong mereka untuk memberikan kebutuhan petani ketika mereka perlu," lanjutnya.
Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur tersebut juga menggarisbawahi kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang selama ini belum naksimal mengantisipasi kenaikan harga komoditas-komoditas tani menjelang hari raya.
Oleh karenanya, ia menyarankan kepada Disperindag Jatim untuk membuat perencanaan untuk mengantisipasi kenaikan harga komoditas yang dihasilkan petani.
"Jangan sampai sifatnya reaktif, mereka "para spekulan" juga punya perencanaan, mereka tahu kapan terjadi kelangkaan. Sehingga dibutuhkan langkah-langkah pendekatan hukum untuk menindak para oknum yang selalu memanfaatkan moment-moment tertentu untuk meraih keuntungan" tegasnya.
Melihat potensi pertanian di Jawa Timur yang begitu besar, Wakil Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPD PDI Perjuangan tersebut menyayangkan rendahnya porsi anggaran sektor pertanian di Jawa Timur.
Ia menyebutkan, idealnya anggaran untuk sektor pertanian di Jawa Timur sebesar 2,5 persen dari APBD Provinsi.
"Anggaran pertanian itu hanya 0,75 % dari total APBD Jawa Timur sekitar Rp. 34 triliun. Pertanian hanya dapat jatah anggaran 2020 sebesar 225,78 M,yang dialokasikan untuk belanja tidak langsung 156,69 M dan belanja langsung 69,09 M, yang jatuh ke petani sangat minim," terang Daniel Rohi.
"Kalau anggaran pendidikan 20%, kenapa pertanian kita tidak bisa patok angka tertentu misalnya minimal 2,5% dari anggaran tersebut. Kita bisa berbuat banyak untuk memajukan sektor pertanian dan para Petani. Misalnya petani tidak perlu menjual gabah, pemerintah perlu menyediakan pabrik pengolahan pasca panen sehingga mereka tidak lagi gabah tapi jual beras sehingga nilai tambah meningkat," tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Ari Hermawan |
Editor | : Ari Kurniawan |
Komentar & Reaksi