SUARA INDONESIA

Panen Perdana Padi Varietas M70D di Banyuwangi, Wabup Sugirah: Hasilnya Memuaskan

Muhammad Nurul Yaqin - 12 November 2022 | 17:11 - Dibaca 2.19k kali
Ekbis Panen Perdana Padi Varietas M70D di Banyuwangi, Wabup Sugirah: Hasilnya Memuaskan
Wakil Bupati Banyuwangi H Sugirah (baju hitam) saat melangsung panen padi perdana varietas M70D di Desa Setail, Kecamatan Genteng, Sabtu (12/11/2022). (Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

BANYUWANGI - Wakil Bupati Banyuwangi, H Sugirah melangsungkan panen raya benih padi varietas Moeldoko 70 Day (M70D) bersama petani di Desa Setail, Kecamatan Genteng, Sabtu (12/11/2022).

Sugirah menyebut, panen perdana benih padi M70D yang ditanam di atas bantaran sawah dengan luas hampir 5 hektar itu dengan hasil memuaskan.

"Ini luar biasa dan meski perdana hasilnya sangat memuaskan. Karena setiap 1 hektar lahan sawah mampu menghasilkan padi 7,4 ton padi varietas M70D," ucap Sugirah kepada wartawan.

Menurutnya, dengan benih padi varietas M70D petani diuntungkan oleh masa panen yang lebih cepat, karena estimasi masa panen sekitar 82 hari.

"Namun dengan catatan irigasi bagus atau bukan sawah tadah hujan. Terlebih, benih M70D sangat tahan serangan hama. Termasuk serangan hama wereng," beber Sugirah.

Sugirah menambahkan, apa yang dilakukan oleh Desa Setail, bisa menjadi percontohan untuk desa-desa lain guna mendukung Banyuwangi sebagai lumbung padi nasional. 

"Semakin banyak desa yang menanam padi dengan benih unggul, semakin banyak hasil panen padi. Sehingga program yang digaungkan untuk swasembada dengan kemandirian pangan, kian meluas," tuturnya.

Sugirah juga memastikan, ketersediaan bahan pangan sangat melimpah. Karena Banyuwangi memiliki stok padi yang mampu bertahan hingga Desember. 

"Apalagi sekarang, sudah banyak petani yang melangsungkan panen padi. Itu artinya ketersediaan pangan sangat mencukupi," kata Sugirah.

Sugirah menjelaskan, jenis benih padi sangat banyak, namun dengan kelebihan yang ditawarkan oleh benih unggulan M70D bisa menjadi pilihan. Dengan masa tanam yang relatif singkat, maka bisa memangkas biaya operasional, serta dengan hasil yang memuaskan.

"Melihat benih unggulan padi M70D, yang menawarkan umur lebih pendek tentu mengurangi resiko serangan hama penyakit. Kemudian menghemat pekerjaan, dan yang berikutnya adalah mengurangi biaya operasional," jelas Sugirah yang merupakan Ketua DPC HKTI Banyuwangi.

Benih padi M70D yang dikembangkan di Desa Setail itu merupakan hasil riset perusahaan M-Tani. Perusahaan tersebut milik Moeldoko, Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).

Manajer Area I M-Tani, Sugeng Widodo mengatakan, hasil panen yang di percontohkan ini, merupakan langkah awal dari M-Tani untuk mengembangkan pertanian sebagai bentuk mendukung program pemerintah. Dalam hal ini ketahanan pangan berkelanjutan.

"Hasil panen padi ini nantinya, akan kita beli dengan harga Rp 5.600 per kilogram. Mitra M-Tani, tidak perlu lagi memikirkan operasional lainnya," tegasnya.

Sugeng menyebut, ada dua kemitraan yang telah dikembangkan kemitraan sistem pembibitan dan kemitraan sistem konsumsi. Melihat panen perdana, pihaknya semakin optimis pengembangan produk pertanian akan semakin meluas.

"Potensi hasil panen benih padi M70D adalah 9,4 ton per hektar. Ke depan akan diratakan untuk wilayah Banyuwangi dan bersinergi dengan pemerintah untuk mengembangkan padi," pungkasnya. 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV