MADIUN - Hampir sebagian besar lahan pertanian padi di Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun saat ini sedang panen raya. Namun demikian, disaat panen raya, para petani harus menelan pil pahit lagi. Karena hasil panen padi kali ini justru merosot tajam.
Dari yang sebelumnya untuk lahan 1 hektar petani dapat memanen padi 8 koma 5 ton, kini hanya bisa memanen 4 koma 5 ton, turun 50 persen.
Merosotnya panen raya kali ini, akibat serangan hama lembing serta faktor cuaca. Hama lembing menyerang pada daun padi, sehingga daun padi menjadi layu kemudian mengering.
Sementara itu, harga gabah kering saat ini, sudah tembus diangka 700 ribu perkwintal, sedangkan harga gabah basah 590 sampai 600 ribu rupiah perkwintalnya. Padahal sebelumnya, untuk harga gabah basah 400 sampai 500 ribu per kwintalnya, sedangkan harga gabah kering 620 ribu rupiah per kwintalnya.
Hal tersebut salah satunya dialami Sutrisno, petani asal Desa Garon, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun. Meski saat ini, ia panen padi, namun hasilnya merosot hingga 50 persen. " Hama lembing dan faktor cuaca menjadi turunnya hasil panen padi saya, padahal harga gabah untuk saat ini sudah tembus 700 ribu rupiah per kwintalnya " Ujar, Sutrisno, petani asal Desa Garon, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun.
Meski Sutrisno mengalami penurunan hasil panen, tapi ia merasa bersyukur, karena tertolong dengan naiknya harga gabah. Apalagi, rata - rata para tengkulak langsung memborong gabah saat di panen dilahan pertanian mereka. Dan hal tersebut menjadikan berkah tersendiri bagi para petani, khususnya petani padi di wilayah Kabupaten Madiun. (Yoni/April )
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Prabasonta/Erik P |
Editor | : Irqam |
Komentar & Reaksi