DENPASAR - Digitalisasi usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM terbukti membawa perubahan positif dalam pertumbuhan bisnis pelaku usaha di Denpasar, Bali.
Salah satunya dirasakan UMKM binaan Bank BRI, Ni Ketut Sumarsini (50), pedagang sembako di Pasar Nyanggelan, Kelurahan Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan.
Sejak toko sembakonya menyediakan akses pembayaran digital, pendapatan yang diperoleh setiap harinya mengalami peningkatan.
"Ada kenaikan cukup lumayan. Karena pembeli terkadang tidak membawa uang cash. Sehingga melakukan pembayaran pakai non tunai," ujar Sumarsini.
Ia mengaku menggunakan transaksi digital dalam hal ini Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) baru enam bulan terakhir.
Meski tergolong baru, bisnis toko sembako miliknya menjadi lebih optimal dan mendatangkan lebih banyak keuntungan.
"Ada tambahan Rp 200 ribu sampai 500 ribu per harinya berkat QR Code ini," ungkapnya.
Sumarsini bercerita jika dirinya mulai beralih ke transaksi digital setelah ditawari oleh Bank BRI.
Ketika pandemi Covid-19 merebak, usahanya terpukul. Bahkan stok usaha sembako miliknya perlahan menipis. Karena keterbatasan modal.
Dari situ, Sumarsini mencoba melakukan pinjaman modal berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke BRI senilai Rp 50 juta.
Suntikan modal ini selanjutnya digunakan untuk pemulihan UMKM sembako miliknya.
"Saat ambil KUR saya ditawari QRIS. Namun saat itu tidak langsung menggunakan. Baru enam bulan terakhir ini saya baru menerapkannya. Ternyata bermanfaat buat kami," sambungnya.
Setelah mendapatkan tambahan modal usaha dan akses transaksi digital, bisni sembako miliknya kian terdongkrak.
Sumarsini membeberkan jika setiap harinya ia bisa mengantongi omzet Rp 4 juta.
"Yang awalnya hanya Rp 2 juta dalam sehari, sekarang makin naik. Sangat terbantu oleh BRI," ungkapnya.
Regional CEO BRI Denpasar, Recky Plangiten mengatakan, berbagai program memang dikucurkan BRI guna mendongkrak perekonomian UMKM. Beberapa diantaranya yakni program KUR dan digitalisasi UMKM.
Selain dapat memperluas pasar baru melalui pendampingan menuju digital, para UMKM nasabah BRI dapat mengembangkan usahanya lewat modal yang dipinjamkan.
"Kami berharap program tersebut terus membawa dampak positif bagi pelaku UMKM. Kami juga terus mendorong geliat ekonomi yang dapat berkontribusi pada pembangunan nasional," ujarnya.
Recky membeberkan, BRI Regional Office Denpasar kembali mencatatkan angka penyaluran KUR yang menggembirakan. Sepanjang tahun 2022, KUR Mikro BRI di wilayah Bali dan Nusa Tenggara terserap hingga 12,4 triliun atau 100,57% dari target yang ditetapkan.
Penyerapan KUR di Wilayah Bali, NTB, dan NTT sepanjang tahun 2022 didominasi sektor produktif. Respon positif dari masyarakat akan kehadiran KUR dengan suku bunga rendah ini menyebabkan penyerapan KUR di wilayah Bali, NTB, dan NTT dapat dimaksimalkan.
Respon tersebut disambut baik oleh BRI dengan memberikan kemudahan dan kecepatan pelayanan KUR baik yang diajukan melalui Unit Kerja BRI maupun secara online.
“Pada tahun 2023 ini, kami ditarget untuk menyalurkan KUR Mikro sebesar Rp. 6 triliun untuk wilayah Bali, NTB, dan NTT. Kami optimistis jumlah ini dapat diserap dengan cepat karena masih tingginya antusiasme masyarakat untuk mengembangkan usaha mereka. Apalagi suku bunga yang ditawarkan sangat rendah, mulai 6 persen per tahun dengan jangka waktu maksimal sampai dengan 5 tahun," urainya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Bahrullah |
Komentar & Reaksi