SUARA INDONESIA

Terbantu Pinjaman dari BRI, Warung Kecil di Denpasar jadi Naik Kelas

Muhammad Nurul Yaqin - 20 May 2023 | 13:05 - Dibaca 2.42k kali
Ekbis Terbantu Pinjaman dari BRI, Warung Kecil di Denpasar jadi Naik Kelas
Nyoman Suartini (52), penjual nasi bungkus di Jalan Raya Sesetan, Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, sedang melayani pembeli. (Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

DENPASAR - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) secara konsisten terus mendukung kemajuan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) guna mendongkrak perekonomian mereka.

Berbagai program dikucurkan, salah satunya dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk keberlanjutan bisnis UMKM. Keberadaan program tersebut sangat dirasakan manfaatnya bagi para pelaku usaha mikro.

Salah contohnya Nyoman Suartini (52), penjual nasi bungkus di Jalan Raya Sesetan, Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Provinsi Bali.

Berbekal pinjaman modal dari BRI, warung kecil milik Nyoman kini bisa naik kelas. Omzet perbulan yang awalnya cukup untuk bayar kontrakan rumah. Kini ia bisa menyisihkan untuk ditabung.

"Karena dari modal itu saya bisa mengembangkan usaha nasi bungkus. Dari lauk pauk yang minim, sekarang bisa beragam. Sehingga orang tertarik dan pelanggan makin bertambah," ujarnya, Sabtu (20/5/2023).

Nyoman mengaku sudah 10 tahun melakoni usaha nasi bungkus. Selama itu, ia mengalami jatuh bangun dalam menjalankan bisnisnya.

Usahanya paling tertekan saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Tak terkecuali di Bali. Sepinya pembeli membuat pendapatan Nyoman merosot tajam hingga 50 persen.

Dampak pandemi yang hampir melumpuhkan seluruh sektor itu membuat Nyoman kebingunan di permodalan. Agar kembali bangkit dari keterpurukan, Nyoman memberanikan melakukan pinjaman KUR di BRI dengan nominal Rp 50 juta.

Dari modal tersebut, Nyoman gunakan untuk menunjang kebutuhan usaha nasi bungkusnya. Seperti memperbanyak menu kulinernya hingga sewa tempat untuk lapak berjualan. 

"Mulai dari itu usaha saya kembali bangkit. Pendapatan juga semakin naik ketimbang tahun-tahun sebelumnya," cetusnya. 

Nyoman mengaku, keberadaan BRI memiliki peran besar dalam mendukung UMKM seperti dirinya. Karena, pinjaman modal yang diberikan membantu dalam keberlangsungan usaha mereka.

Kini, Nyoman memiliki pendapatan bersih Rp 2,5 juta per bulan. Di lapaknya juga tersedia beragam menu seperti nasi pindang, nasi rempelo ati hingga nasi betutu.

Harganya yang murah mulai Rp 10 ribu - Rp 15 ribu, membuat pembeli berdatangan. Bahkan pelanggan tetapnya sudah menyasar tagana medis di RSUP Sanglah, Denpasar.

"Terimakasih banyak kepada BRI yang telah membantu UMKM seperti saya untuk bangkit. Berkat bantuannya, usaha saya bisa berkembang," ungkapnya.

Regional CEO BRI Denpasar, Recky Plangiten menyampaikan, BRI akan terus berperan aktif dalam meningkatkan kapasitas dan kapabilitas usaha mikro. 

Salah satunya melalui penyaluran program KUR dan mengajak para pelaku UMKM untuk mulai menggunakan Quick Response Code Indonesia (QRIS) dalam melakukan transaksinya.

"Peran KUR penting untuk meningkatkan daya saing UMKM. Sehingga efek yang diharapkan bisa mendorong pelaku usaha naik kelas," ujarnya.

Recky menyebut, sepanjang 2022 BRI Regional Office Denpasar telah menyalurkan Rp 12,4 triliun di wilayah Bali dan Nusa Tenggara.

Angka penyaluran KUR untuk UMKM itu sangat menggembirakan. Pasalnya, BRI Regional Office Denpasar berhasil melampaui target 100,57% dari KUR Mikro yang ditentukan sebelumnya.

"Respon positif dari masyarakat akan kehadiran KUR dengan suku bunga rendah ini menyebabkan penyerapan KUR di wilayah Bali, NTB, dan NTT dapat dimaksimalkan," ungkapnya.

Respon tersebut disambut baik oleh BRI dengan memberikan kemudahan dan kecepatan pelayanan KUR baik yang diajukan melalui Unit Kerja BRI maupun secara online.

“Pada tahun 2023 ini, kami ditarget untuk menyalurkan KUR Mikro sebesar Rp 6 triliun untuk wilayah Bali, NTB, dan NTT. Kami optimistis jumlah ini dapat diserap dengan cepat karena masih tingginya antusiasme masyarakat untuk mengembangkan usaha mereka," sambungnya.

Selain suku bunga yang ditawarkan sangat rendah, mulai 6 persen per tahun dengan jangka waktu maksimal sampai dengan 5 tahun. Pelaku UMKM bisa memanfaatkan pinjaman dengan tenor sesuai kemampuan.

"Segmen penyalurannya masih sama, bisa untuk pertanian, perikanan, industri pengolahan, konstruksi, pertambangan garam rakyat, pariwisata, jasa, maupun perdagangan," jelas Recky.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Lukman Hadi

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya