SUARA INDONESIA

Cerita Korban PHK Banting Setir jadi Pebisnis Kuliner, Kini Beromzet 60 Juta Rupiah Perbulan

Muhammad Nurul Yaqin - 23 June 2023 | 18:06 - Dibaca 1.47k kali
Ekbis Cerita Korban PHK Banting Setir jadi Pebisnis Kuliner, Kini Beromzet 60 Juta Rupiah Perbulan
I Gusti Agung Ayu Kartini Dewi (44) melayani pembeli menggunakan QRIS BRI di stand kuliner miliknya. (Foto: Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

JEMBRANA, Suaraindonesia.co.id - I Gusti Agung Ayu Kartini Dewi (44), merupakan salah satu pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang diandalkan di Jembrana, Bali.

Bagaimana tidak, baru berjalan 2 tahun bisnis puding kelapa yang dirintis Dewi bisa menembus jaringan ritel modern level supermarket.

Setiap harinya Dewi sibuk menyiapkan produk untuk dipasok ke jaringan Indomaret yang ada di Jembrana hingga Denpasar.

Kepada Suaraindonesia.co.id, Ia mengaku bisa menyuplai 2.000 puding kelapa yang masih fresh dalam sepekan.

"Saya ngirim 4 kali dalam seminggu. Setiap kali pengiriman sebanyak 500 pcs kelapa puding," kata Dwi, Jumat (23/6/2023).

Hasil dari berjualan puding kelapa ini Dewi mampu meraup pendapatan hingga puluhan juta per bulan.

"Jika diakumulasi kurang lebih pendapatan kotor saya mencapai Rp. 60 juta setiap bulannya," jelasnya.

Dibalik kesuksesan Dewi menjadi pebisnis kuliner ternyata berawal dari pengalaman cukup pahit.

Dewi mengaku jika dirinya merupakan salah satu karyawan yang menjadi korban PHK saat pandemi Covid-19 melanda Bali.

Sebelumnya ia tidak pernah mengira akan kehilangan pekerjaan. Pandemi yang memukul pundi-pundi perusahaan tempatnya bekerja berakibat pada pengurangan pegawai.

Posisi strategis Dewi sebagai wakil pimpinan cabang di salah satu perusahaan perbankan di Jembrana harus pupus dengan pemecatan.

"Tepat pada April 2021 saya dirumahkan. Saat itu sudah jadi wakil pimpinan cabang, karena tidak capai target akhirnya terkena pemutusan hubungan kerja," ucap dia.

Kehilangan pekerjaan secara tiba-tiba tentu saja mengejutkan. Dewi mengaku sempat mengalami stres berat, karena karier selama berpuluh-puluh tahun di bank harus sirna dalam sekejap.

Kendati demikian, Dewi tidak terlalu larut dalam nasibnya, ia perlahan bangkit dan memutar otak. Demi menjaga pemasukan, ia akhirnya memutuskan untuk memulai usaha di bidang kuliner.

"Saya membuat apa yang saya suka, misalnya kelapa puding. Saya belajar di youtube secara otodidak, terus dipraktikkan. Beberapa kali eksperimen, sehingga pada akhirnya jadi produk yang saya jual sekarang," ucapnya.

Dewi menyampaikan, kesuksesan yang dicapai sekarang tidak lepas dari peran Pemkab Jembrana dan Bank BRI yang memberikan pinjaman permodalan.

Awal merintis bisnis, Dewi mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI senilai Rp 25 juta. Pinjaman tersebut ia gunakan untuk modal usaha. Dari situ bisnisnya terus berkembang.

Sedangkan Pemkab Jembrana sering memfasilitasi pelatihan pengembangan UMKM yang didalamnya terdapat materi digital marketing, untuk Dewi dan pelaku usaha lainnya.

"BRI pun demikian. Setelah beberapa mengikuti ikut pelatihan, saya lebih menguasai, akhirnya di endorse sama bapak Bupati terus jadi terkenal produk saya," ungkapnya.

Ia menambahkan, sejak pandemi Covid-19 Dewi telah memanfaatkan platform digital sebagai sarana penjualannya. Mulai instagram hingga whatsapp business.

BRI turut mendorong usaha Dewi untuk beralih ke transaksi nontunai dalam hal ini menggunakan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS).

Meski masih menjadi nasabah baru BRI, Dewi mengaku telah banyak dibantu. Menurutnya, BRI juga aktif menyediakan pasar seperti pameran dan bazar UMKM.

Diakuinya, pendampingan digitalisasi dari BRI mendongkrak usaha Dewi. Transaksi yang sangat mudah membuat orang semakin nyaman berbelanja.

"Setiap transaksi di pameran UMKM, pembeli minta bayar pakai QRIS. Lebih praktis, jadi tidak usah kembalian, karena uangnya pas. Membantu saya banget, terlebih uang kecil sekarang kadang sulit dicari," ungkapnya.

Dukungan Pemkab Jembrana dan BRI membuat produk Dewi naik kelas. Awal 2023 lalu, puding kelapa miliknya lolos kurasi sebagai produk kuliner yang dijual di gerai Indomaret.

Selain puding kelapa, Dewi juga mengambangkan produk kuliner segar yang turut dikenal oleh masyarakat. Seperti Tuak Manissku (legen), Loloh Cemcem Negaroa (minuman tradisional Bali).

Selain itu ada pula aneka salad, sandwich, dan produk segar lainnya. "Harganya cukup Rp 15 ribuan saja," ujarnya.

Regional CEO BRI Denpasar, Recky Plangiten, mengatakan BRI terus hadir memberikan bantuan kepada UMKM yang kesulitan dalam permodalan. Salah satunya melalui program KUR BRI.

Ia menyampaikan, dengan bunga yang rendah yakni minimal 6 persen per tahun, telah membantu banyak UMKM bertahan di tengah pandemi.

"Sepanjang 2022 KUR Mikro BRI di wilayah Bali dan Nusa Tenggara melebihi target. Terserap hingga 12,4 triliun atau 100,57%," bebernya. 

Respon tersebut disambut baik oleh BRI dengan memberikan kemudahan dan kecepatan pelayanan KUR baik yang diajukan melalui Unit Kerja BRI maupun secara online.

Pada tahun 2023 ini, BRI Regional Office Denpasar menargetkan penyaluran KUR Mikro sebesar Rp 6 triliun untuk wilayah Bali, NTB, dan NTT.

"Kami optimistis jumlah ini dapat diserap dengan cepat karena masih tingginya antusiasme masyarakat untuk mengembangkan usaha mereka," ungkapnya.

Selain itu BRI juga aktif jemput bola melalui kantor unit dan mantri di lapangan untuk mengajak UMKM beralih ke digital.

"Tujuannya agar UMKM bisa menjangkau pasar yang lebih luas dengan digitalisasi. Salah satunya melalui pembayaran QRIS dan pelatihan UMKM go digital yang sering kami gelar," cetus Recky.

Ia membeberkan, hingga Mei 2023 total pedagang atau merchant QRIS BRI di wilayah Bali, NTB, dan NTT mencapai 201.000 lebih pengguna.

"Tahun 2023, BRI Regional Office Denpasar menargetkan mengakuisisi 151.400 merchant QRIS di wilayah Bali, NTB dan NTT untuk mendongkrak bisnis mereka," tegasnya.

BRI juga konsisten menyediakan pasar untuk UMKM binaannya. Seperti melalui Festival Pasar Senyum Rakyat, Bazaar Klaster Mantriku, Panen Hadiah Simpedes, Pesta Rakyat Simpedes dan masih banyak lagi.

"Beberapa UMKM binaan sering kami sertakan juga dalam pameran UMKM di Jakarta Convention Center (JCC), sehingga dapat memperluas pasar," katanya.

Ia berharap program UMKM go online dapat membuka peluang pasar baru bagi UMKM di Indonesia, baik di ranah regional maupun global.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Lutfi Hidayat

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya