JOMBANG, Suaraindonesia.co.id - Telur asin ini telah dikenal di Jombang dan Mojokerto. Eksis sejak tahun 1991, telur asin produksi Iin Wahyuni ini sudah menjadi legenda. Bagaimana proses produksinya?
Sehari-harinya, Iin memproduksi telur asin di rumahnya, Desa Rejosopinggir, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang. “Setiap Minggu, saya membuat 300 butir telur asin yang dibuat khusus dari telur bebek pilihan,” kata Iin.
Di dalam rumah, tampak deretan tumpukan tray telur. Iin Wahyuni sibuk menyiapkan pembuatan telur asin. Dia mengoles telur-telur bebek dengan bahan-bahan yang sudah disiapkan.
Telur bebek yang dijadikan telur asin harus dipilih. Kualitasnya yang terbaik. Telur harus dipastikan tak ada fertilnya. “Yang ada fertilnya ditetaskan untuk anakan bebek," ujarnya.
Bahan-bahan lain disiapkan. Batu bata yang sudah dihaluskan. Satu kantong garam dapur untuk 2 tray telur. Bahan-bahan itu dioleskan ke cangkang telur bebek. Setelah itu, baru didiamkan selama 7 hari. “Setelah 7 hari, telur bersihkan kemudian dimasak dalam air. Selesai proses telur asin. Setelah itu, baru dipasarkan," terangnya.
Harga relatif. Tergantung tergantung ukuran telur asin. Telur asin ukuran besar Rp3 ribu per butir, sementara telur asin ukuran sedang harganya Rp2.500 per butir. "Untuk pemasaran di sekitar Jombang dan Mojokerto. Kalau ada permintaan, kita buatkan jumlah besar dan untuk omzet kisaran jutaan per bulannya," ujarnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Danu Sukendro |
Komentar & Reaksi