SUARA INDONESIA, SURABAYA – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) mencatatkan kinerja positif sepanjang triwulan kedua dan ketiga tahun 2024, Jumat (1/11/2024).
Hal ini terungkap dalam pemaparan kinerja Bank Jatim yang berlangsung via Zoom pada Selasa 29 Oktober 2024.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah Direktur Bank Jatim, termasuk Direktur Utama Busrul Iman, yang menjelaskan prospek perekonomian.
Menurutnya, meskipun perekonomian global stagnan, ekonomi Indonesia pada triwulan kedua tumbuh sebesar 5,05 persen (yoy), didorong oleh permintaan domestik yang kuat dan peningkatan kinerja ekspor.
Busrul mencatat, ekonomi Jawa Timur tumbuh 4,98 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya 4,81 persen (yoy).
"Peningkatan ini didorong oleh kenaikan permintaan eksternal dan aktivitas manufaktur di negara mitra dagang seperti Tiongkok, Jepang, dan Malaysia," ujarnya.
Dalam hal kinerja Bank Jatim, nilai aset juga tercatat meningkat dari Rp 101,24 triliun pada triwulan kedua menjadi Rp 106,63 triliun pada triwulan ketiga tahun 2024.
Disebutkan Busrul, kredit yang disalurkan Bank Jatim juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dari Rp 58,07 triliun pada triwulan kedua menjadi Rp 62,19 triliun pada triwulan ketiga, dengan peningkatan masing-masing sebesar 18,01 persen dan 20,13 persen (YoY).
Busrul juga menjelaskan strategi Bank Jatim dalam memaksimalkan penyaluran kredit, dengan melakukan repositioning formasi Account Officer dan pemantauan berkala.
Penyerapnya, dalam rincian portofolio kredit menunjukkan pertumbuhan pada kredit konsumtif, yaitu Rp31,74 triliun atau naik 8,82 persen pada triwulan kedua. Dan Rp33,79 triliun atau naik 13,20 persen pada triwulan ketiga," paparnya.
Sementara itu, kredit produktif tumbuh menjadi Rp26,32 triliun, atau naik 31,37 persen yoy pada triwulan kedua. Kemudian naik Rp 28,40 triliun atau 29,57 persen yoy pada triwulan ketiga.
Hal itu juga sejalan dengan program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang meluncurkan Roadmap untuk BPD tahun 2024-2027 bertujuan mentransformasi BPD seluruh Indonesia menjadi institusi bank kompetitif dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, ucapnya menambahkan.
Kendati demikian, Busrul juga memberikan atensi kepada program-program pemerintah baru seperti program makan gratis untuk anak sekolah dan pembangunan perumahan, yang diyakini mampu memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi," harapnya optimis.
Busrul menekankan pentingnya transformasi untuk memperkuat fondasi organisasi dan menghadapi tantangan yang ada. Termasuk, memperluas cakupan bisnis dengan pendekatan digital mendukung pemerintah daerah dan ekosistem yang terkait.
Sejak dua tahun lalu, sambungnya Bank Jatim telah menerapkan Transformasi 5 Pilar Strategis, sejalan dengan roadmap OJK. Diantaranya, peluncuran roadmap OJK untuk BPD tahun 2024-2027, bertujuan mentransformasi BPD di seluruh Indonesia menjadi institusi bank yang berdaya saing tinggi.
"Kami telah memperluas layanan berbasis digital ke 18 pemerintah daerah di Jawa Timur," ungkap Busrul, menegaskan komitmen Bank Jatim untuk memperkuat posisinya dalam ekosistem pemerintah.
Di sisi lain, penggunaan layanan JConnect juga meningkat secara signifikan. Hingga triwulan kedua 2024, JConnect Mobile memiliki 756.587 pengguna, naik 27,35 persen (YoY), dengan total transaksi mencapai Rp 5,63 triliun atau naik 53,23 persen persen (YoY).
Disebutkan, saat ini JConnect QRIS mencapai 174.185 pengguna, naik 72,73 persen (YoY) dengan transaksi sebesar Rp 130,52 miliar atau naik 204,87 persen YoY.
Kendati demikian, Bank Jatim optimistis untuk memaksimalkan layanan di daerah dengan potensi bisnis besar. Hal itu ditandai dengan perkembangan keberadaan AGEN JATIM, yang telah tumbuh 147,52 persen (YoY) dengan total 14.032 agen.
Olehnya, Bank Jatim memiliki kesiapan untuk bersinergi dengan BPR milik pemerintah daerah yang telah implementasikan sistem informasi pemerintah daerah secara digital ke 18 pemerintah daerah di Jawa Timur.
Dicontohkannya, dengan model bisnis APEX BPR Bank Jatim, kinerja positif Bank Jatim berfungsi sebagai pengayom untuk 98 BPR di wilayah Jawa Timur, dengan outstanding pinjaman khusus untuk BPR milik pemda sebesar Rp 22,7 miliar.
"Untuk memperkuat fondasi perbankan, Bank Jatim melakukan proses kelompok usaha bank (KUB). Hingga September 2024, terdapat 10 BPD yang bergabung, termasuk Bank NTB Syariah, Bank Lampung, dan Bank Banten," urainya.
Menurutnya, dengan langkah-langkah strategis tersebut, Bank Jatim berupaya untuk terus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan memperkuat posisinya di pasar perbankan. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Yulian (Magang) |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi