JOMBANG - Kreatif dan inovatif, Samiaji (40) Warga Dusun Banjarsari, Desa Bareng, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang , ekspresikan kekecewaannya PDA harga padi melalui karya lukis yang berbahan dari bulir padi, Selasa (21/03/2023).
Hal tersebut ia lakukan lantaran harga padi belum ada penetapan, sehingga harga padi belum bisa dipastikan naik ataupun turun, justru pada saat panen raya harga padi cenderung anjlok hingga petani merugi.
"Merespon dari sahabat petani waktu panen raya kemarin itu berkeluh kesah karena harganya yang menurun dan aljok ketika panen raya tiba ," ujarnya kepada media, Selasa (22/3/2023).
Samiaji mengatakan, berbanding terbalik dengan petani, kebanyakan masyarakat umum atau konsumen menginginkan harga padi tersebut murah. "Masyarakat umum ingin harga padi itu murah sementara petani ingin hasil panen padinya mahal " bebernya.
Oleh sebab itu, ia ingin mengekspresikan hal tersebut melalui karya seni lukisnya. "Melalui karya ini saya ingin mengingatkan masyarakat umum jika padi itu sangat berharga seperti halnya lukisan yang harganya dari dulu hingga sekarang selalu memiliki nilai jual tinggi," bebernya.
Samiaji membuat lukisan itu menggunakan bahan pokok utama dari bulir padi, yang kemudian dilekatkan menggunakan lem dan di akhiri dengan lapisan epoxy resin yang berguna untuk membuat lukisan padi tersebut lebih tahan lama.
" Untuk penjualan lukisannya, Samiaji menjual lukisannya melalui media Online dengan kisaran harga mulai dari Rp 300 ribu per item, harga tergantung dari tingkat kesulitan pengerjaannya," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Lukman Hadi |
Komentar & Reaksi